Menelusuri Jejak Kamera

Kamera obscura tetap populer selama ribuan tahun setelahnya

Jika sekarang kita bisa menemukan begitu banyak ragam dan jenis kamera, sesungguhnya kamera membutuhkan perjalanan yang amat panjang hingga menemukan bentuknya seperti sekarang.

Mungkin sekarang hampir semua orang bisa punya kamera, minimalnya kamera ponsel. Tapi 20 tahun lalu, kamera masih menjadi barang mewah. Terlebih lagi, ratusan tahun silam.

Jika ditelusuri, sejarah kamera akan sampai pada era Yunani kuno dan Cina kuno. Di peradaban awal ini, kamera masih menggunakan perangkat optik yang sangat sederhana, yang disebut dengan kamera obscura. Fungsinya adalah untuk memproyeksikan pemandangan kehidupan nyata di permukaan atau dinding.

Meski desainnya sangat sederhana, kamera obscura tetap populer selama ribuan tahun setelahnya.

Selama zaman Renaisans, para seniman seperti Leonardo Da Vinci menggunakan proyeksi cahaya untuk membuat sketsa lukisan yang menambah kedalaman seni tiga dimensi (3D).

Di zaman Victoria, kamera obscura berukuran besar kerap menjadi atraksi tepi laut yang populer. Meski bentuk kamera awal ini sangat populer di kalangan seniman dan turis, namun tidak ada cara untuk “membekukan” gambar dalam sebuah foto hingga abad ke-19. Baca juga >>

Foto pertama

Pada tahun tahun 1800-an, Inggris dan Prancis bersaing ketat dalam teknologi fotografi awal.

Orang Prancis merasa kalah ketika Nicéphore Niépce mengambil foto pertamanya pada tahun 1827. Tapi sebelas tahun kemudian, orang Prancis membalas kekalahannya ketika Louis Daguerre mengambil jepretan pertama manusia di fotonya “Boulevard du Candi”.

Berikutnya, penemu Inggris, William Henry Fox Talbot, mengembangkan proses calotype dan dengan itu, foto pertama di atas kertas bermula.

Daguerre dan Talbot, keduanya relatif sukses secara komersial dengan metode mereka, hingga sebuah perusahaan Amerika bernama Kodak mengubah proses fotografi selamanya.

Kelahiran fotografi massal

Tahun 1884, penemu Amerika bernama George Eastman membawa ide revolusi industri fotografi.

Ide terobosan Eastman adalah fotografi roll (gulungan), salah satu yang pertama digunakan dalam kamera.

Proses fotografi yang mudah dikembangkan itu membantu perusahaannya, Kodak, menciptakan kamera produksi massal.

Kamera Brownie klasik Kodak itu diluncurkan pada tahun 1900, yang kemudian menempatkan perusahaan tersebut sebagai pionir di industri kamera.

Kamera portabel menjadi sangat populer dan terjual jutaan hingga tahun 60-an. Kodak telah memulai kelahiran fotografi massal seperti yang kita kenal sekarang.

SLR

Setelah Perang Dunia Kedua, kamera jenis baru muncul yaitu Single Lens Reflex (SLR). Meski SLR sejatinya telah ada sejak abad ke-19 tapi kamera pertama kurang menarik perhatian. Seiring berkembangnya teknologi dan kamera menjadi semakin kecil, para ilmuwan dan jurnalis mulai menggunakannya.

Pada tahun 50-an dan 60-an, SLR menjadi kamera pilihan bagi fotografer profesional berkat jendela bidik yang lebih akurat.

Jerman dan Uni Soviet adalah otak utama di balik kamera SLR paling awal, tapi kamera SLR buatan Jepang justru yang melonjak popularitasnya setelah tahun 1945. Merek seperti Nikon dan Canon mulai mendominasi pasar kamera dan terus populer hingga sekarang.

Kamera Polaroid

Pada tahun 1943, Edwin Land sedang berlibur bersama keluarganya. Ketika itu putrinya bertanya mengapa dia tidak bisa melihat foto yang baru saja diambilnya.

Pertanyaan polos itu ternyata membantu Land memimpikan sebuah kamera instan, bisa mencetak foto saat itu juga. Dan benar saja, ketika kamera buatannya masuk ke pasar, konsumen langsung menyukainya.

Kamera Polaroid Swinger 1965 sangat populer di kalangan konsumen dan menjadikannya sebagai kamera terlaris sepanjang masa.

Revolusi digital

Kamera digital pertama adalah penemuan bersama seorang insinyur muda dari Kodak. Namanya Steve Sasson, foto pertamanya membutuhkan waktu 23 detik untuk direkam ke kaset.

Baru pada tahun 1976 militer AS menemukan aplikasi pertama untuk kamera digital dalam teknologi satelit. Kamera selanjutnya diambil oleh industri ilmiah.

Pada tahun 1990-an, kamera digital menjadi sangat populer dan kamera sistem kompak ada di mana-mana. Di waktu yang sama kamera DSLR mulai diproduksi, dan sangat dicari oleh fotografer profesional.

Kamera ponsel

Pada tahun 1997, seorang pengusaha teknologi bernama Philippe Kahn mengirim gambar anaknya yang baru lahir ke lebih dari 2000 kontak menggunakan radio seluler.

Itu adalah gambar pertama yang pernah dikirim melalui telepon dan mulai memicu kegemaran teknologi baru.

Sharp adalah raksasa teknologi pertama yang merilis ponsel berkamera dengan versi pertama mereka pada tahun 2000. Pabrikan ponsel lainnya, termasuk Samsung dan Nokia, dengan cepat mengikutinya. Baca juga >>

Setelah itu, mulailah perlombaan tanpa akhir untuk menghasilkan kamera ponsel terbaik.

Dengan lebih dari 1,8 miliar foto yang diunggah ke internet setiap hari, kini teknologi kamera berkembang sangat pesat.

Kemajuan teknologi modern membuat kita sekarang bisa mengambil foto kapan saja dan di mana saja, menggunakan perangkat super kecil yang bisa masuk di saku kita.

Di balik semua kemajuan teknologi kamera itu, jangan lupa ada satu nama penting yang mengubah semuanya. Dialah Ibn al-Haytham, ilmuwan muslim yang lahir di Basra (Irak) pada 965 M. Di dunia barat namanya dikenal sebagai Alhazen.

Ibn al-Haytham yang menjelaskan soal cahaya dan penglihatan. Ia juga peletak dasar metode kamar gelap atau Albeit Almuzlim yang lebih dikenal dengan kamera obscura, sebagai dasar dari fotografi modern saat ini.

Salah satu karyanya berjudul “Kitab al-Manazir” atau “Book of Optics” alias “De Aspectibus” menjadi rujukan para ilmuwan setelahnya.

Di dunia, nama Ibn al-Haytham mendapat julukan bapak optik modern. Meski pembahasan mengenai optik sendiri sebenarnya sudah ada sejak zaman keemasan alam pemikiran Yunani, yang membedakannya al-Haytham adalah karena dia melakukan telaah kritis terhadap karya-karya pemikir Yunani terdahulu itu.

Teori Ptolemy dan Euclid mengatakan bahwa manusia melihat benda melalui pancaran cahaya yang keluar dari matanya. Tapi menurut Ibn al-Haytham bukan mata yang memberikan cahaya tetapi benda yang memantulkan cahaya menuju mata hingga terjadi penglihatan. Baca juga >>

Pemikiran Ibn al-Haytham telah memengaruhi para pemikir barat masa pencerahan seperti Roger Bacon, René Descartes, Christian Huygens, Johannes Kepler, hingga Leonardo da Vinci.

Begitu pula Robert Boyle dan Robert Hooke yang mengembangkan portable camera obscura, dan Jacques Daguerre serta Joseph Nicephore Niepce.

Kini, namanya diabadikan untuk sebuah kawah di Bulan bernama “The crater Alhazen” dan untuk nama asteroid 59239 Alhazen.

#kamera #fotografi #polaroid

Baca Lainnya
Komentar
Loading...