Kisah di Balik Burj Al Babas, Istana Disney yang Jadi Kota Hantu
Saat ini telah menjadi kota hantu terbesar dan termahal di dunia
Melihat kota dengan deretan kastil bergaya Gotik lengkap dengan menara dan balkon, bayangan orang biasanya langsung terbang menuju istana khayalan ala Disney.
Tapi ini bukan Disney, ini sebuah kota hantu di Turki, namanya Burj Al Babas. Kota senilai 200 juta dollar atau setara Rp 2,8 triliun ini sekarang tak berpenghuni. Saat ini, kota yang terletak di barat laut Turki itu menjadi kota hantu terbesar dan termahal di dunia.
Bagaimana kisah di baliknya?
Burj Al Babas terletak antara Istanbul dan Ankara di Wilayah Laut Hitam Turki, dekat dengan desa bersejarah Mudurnu. Sebetulnya, komplek Burj Al Babas bukanlah termasuk kawasan tua atau kuno.
Pada tahun 2014, pengembang properti asal Turki bernama Sarot Property Group memulai proyek ambisius, membangun 732 kastil mewah bergaya Disneyland, ditambah pusat rekreasi, toko dan tempat pemandian bergaya Turki.
Perusahaan menghabiskan tak kurang dari 200 juta dollar untuk proyek tersebut. Rencana awalnya, setiap kastil akan dijual antara 400 ribu hingga 500 ribu dollar.
Pengembang berharap pembeli berasal dari para pengusaha Timur Tengah. Namun apa daya gelombang krisis ekonomi tahun 2018 sampai juga ke negara itu.
Pada akhirnya, 583 kastil berhasil diselesaikan dan beberapa benar-benar terjual, meskipun banyak pembeli akhirnya menarik diri.
Saat terjadi krisis, nilai lira Turki anjlok. Sarot bangkrut dan proyek itu ditinggalkannya. Maka tersisalah kota hantu bernama Burj Al Babas yang kini justru menarik para wisatawan.
Orang-orang yang berkunjung ke sana mengatakan, banyak kastil terlihat belum selesai pembangunannya dan tempat hiburan belum sempat dibuat.
Warga Mudurnu yang berada tak jauh dari lokasi tersebut sejak awal menentang mega proyek tersebut. Mereka merasa, kastil bergaya Disneyland itu bakal berbenturan dengan sejarah dan budaya desa mereka.
Mudurnu terkenal dengan rumah-rumah Ottoman berwarna hitam-putih, masjid Yildirim Beyazid yang berusia 600 tahun, Museum Ahi dan Danau Suluklu yang indah. Desa tersebut juga berpotensi menjadi situs Warisan Dunia UNESCO.
Meski sudah menyatakan bangkrut, Sarot sebagai pengembang sejatinya tetap berharap bisa menghidupkan kembali kota hantu itu. Mengingat sejumlah besar uang yang telah dihabiskan untuk proyek tersebut, orang-orang di sana juga hanya bisa berharap agar kastil-kastil indah itu tidak hancur pada tahun-tahun ke depan.