Alamak, Netizen +62 Dianggap Paling Tidak Sopan Se-Asia Tenggara

Tingkat kesopanan netizen Indonesia memburuk delapan poin ke angka 76

Netizen atau pengguna media sosial Indonesia tengah ramai jadi bahan “ghibah” netizen dunia, minimal Asia Tenggara. Pasalnya, laporan Digital Civility Index (DCI) yang belum lama dirilis Microsoft menyebut netizen Indonesia dianggap paling tidak sopan se-Asia Tenggara.

Dan benar saja, setelah pengumuman tersebut, sontak kata kunci ‘Microsoft’ pun menjadi trending topic di Twitter. Seperti biasa, netizen +62 menyerang dengan tidak sopan.

Laporan DCI merupakan hasil riset yang mengukur tingkat kesopanan digital pengguna internet dari seluruh dunia, saat berkomunikasi di dunia maya.

Microsoft menyusun laporan berdasarkan survei terhadap 16 ribu responden dari 32 wilayah, di mana 503 responden berasal dari Indonesia.

Dalam hasil riset, netizen Indonesia menempati urutan terbawah se-Asia Tenggara, alias paling tidak sopan di wilayah tersebut.

Tingkat kesopanan netizen Indonesia memburuk delapan poin ke angka 76, di mana semakin tinggi angkanya, tingkat kesopanan dinilai semakin buruk.

Namun, buntut dari rilis laporan tersebut, akun Instagram resmi milik Microsoft pun dihujani komentar negatif, yang dilontarkan netizen Indonesia. Microsoft bahkan terpaksa menutup kolom komentar di akun Instagram mereka.

Uniknya lagi, dalam laporan itu, kemunduran tingkat kesopanan paling banyak justru didorong pengguna usia dewasa dengan persentase 68 persen.

Sedangkan usia remaja disebut tidak berkontribusi dalam mundurnya tingkat kesopanan digital di Indonesia pada tahun 2020.

Apa kesimpulannya? Mungkinkah usia tidak menentukan kedewasaan seseorang?

Sejumlah pengamat mengatakan, salah satu penyebabnya dikarenakan pengguna internet usia remaja banyak yang sudah sudah melek digital. Mereka mengerti etika digital seperti apa, terlebih yang berlaku secara global.

Selain itu, diduga para remaja pengguna internet juga tidak terlalu tertarik pada isu politik.

Kita tahu, isu politik memang kerap mengundang perdebatan di linimasa media sosial yang “kurang dewasa”.

Perundungan online menjadi salah satu poin dalam laporan DCI. Mereka menyebutkan, 5 dari 10 responden mengaku pernah terlibat perundungan online.

Sementara, 19 persen responden mengaku pernah menjadi korban perundungan online.

Riset ini juga mengungkapkan bahwa generasi milenial menjadi yang terdampak paling parah akibat perundungan online, disusul Generasi Z, Gen X, dan Boomers.

Setuju atau tidak, laporan DCI yang dikeluarkan oleh Microsoft itu ada benarnya juga. Tidak percaya? Coba saja aktif dalam setiap perdebatan di media sosial netizen Indonesia. Hasil riset ini juga seharusnya mengingatkan semua stakeholder terkait, untuk memikirkan bagaimana cara mengajarkan etika yang baik dalam bermedia sosial kepada netizen Indonesia.

Baca Lainnya
Komentar
Loading...