Rahasia Keberkahan Menata Sandal Kiai

Dengan alasan sederhana, yaitu ingin mengambil berkah dari sang Kiai

Santri adalah makhluk yang unik, ada beberapa kebiasaan (habit) santri yang dianggap nyeleneh atau di luar nalar orang umum (anti mainstream). Dari sekian banyaknya contoh, seperti yang kita ketahui bahwa ada kebiasaan santri walau tak seluruhnya.

Di antaranya adalah makan seadanya, jauh dari kata empat sehat lima sempurna, istirahat pun tanpa alas, kalau pun tidur beralas itu pun memakai alas ala kadarnya akan tetapi mereka pun punya sisi akademis dan intelektual yang tergolong tinggi, kreatifitas tanpa batas, dan tidak sedikit santri pun mempunyai jiwa kepemimpinan yang tinggi.

Meskipun saat ini sudah banyak pesantren modern yang bermunculan, kebutuhan santri yang serba ada, tempat yang nyaman serta fasilitas yang lengkap. Itu semua tidak menjadikan santri ujub atau sombong dan tidak hormat kepada kiyainya. Seperti apapun santri, senakal-nakalnya santri, santri tetap akan selalu taat dan patuh kepada kiyai atau gurunya.

Begitu pun ada kebiasaan santri yang dianggap sepele tapi justru kebiasaan ini adalah salah satu kebiasaan yang didamba-dambakan oleh kebanyakan kaum santri, yaitu berebut membalikkan sandal Pak Kiai.

Dengan alasan sederhana, yaitu ingin mengambil berkah dari sang Kiai, begitulah kurang lebih alasan mengapa para santri sering berebut membalikan sandal Pak Kiai atau orang alim lainnya.

Berikut salah satu redaksi dari kitab kuning dapat dipahami rahasia dari dibalik membalikkan sandal kiai.

“Mengambil berkah melalui sandal seorang wali lebih utama dari pada dengan selainnya. Karena sandal di gunakan untuk membawa jasad seutuhnya.” (Kitab al-Fawaid al-Mukhtaroh li Salik Thariq al-Akhirah 570, Kumpulan Faidah al Habib Zein bin Ibrahim bin Smith Madinah yang ditulis oleh al Habib Ali Hasan Baharun).

Perbuatan menata sandal ini juga pernah terjadi melibatkan dua kiai besar Indonesia yaitu KH. Ahmad Dahlan dan KH. Hasyim Asy’ari saat mereka bersama berguru kepada Kiai Sholeh Darat Semarang.

Keduanya selalu berebutan dan bersaing untuk dapat menata sandal kiainya. Sebagai ganjarannya, karena perbuatannya itu dimata Kiai keduanya dipandang sangat istimewa.

Kegiatan menata sandal ini terlihat sepele, namun ternyata ada dasar kisah di balik perbuatan yang melibatkan dua ulama besar Indonesia itu. Ceritanya adalah sebagai berikut: Di zaman Rasulullah Saw ada seorang bocah berumur belasan tahun bernama Salman. Ia selalu datang lebih dulu ke Masjid sebelum Nabi Muhammad Saw datang.

Setelah Nabi Muhammad Saw masuk masjid, Salman kemudian bergegas merapikan dan membalik posisi sandal Rasulullah. Hal itu dilakukan setiap hari sehingga membuat Rasulullah Saw penasaran untuk mengetahui siapa yang melakukan itu.

Suatu kali saat masuk Masjid, Rasulullah Saw sengaja bersembunyi untuk melihat siapa orang yang merapikan dan mengubah letak sandalnya. Saat itu dilihatlah Salman yang melakukannya.

Nabi Muhammad Saw kemudian mendo’akan Salman agar menjadi orang yang alim dalam ilmu Fiqh. Setelah dewasa, di kalangan ulama Salman dikenal kemudian sebagai ahli Fiqh sesuai yang didoakan Nabi Saw terhadapnya. Wallahu ‘alam bish shawab.

Baca Lainnya
Komentar
Loading...