Wasiat-wasiat Sahabat Ali ra, Ternyata Relevan dengan Zaman Kita

Sahabat Ali ra. dikenal sebagai samudera ilmu pengetahuan dan mata air hikmah. Beliau salah satu sahabat Nabi yang cerdas dan penuh hikmah.

Wasiat-wasiatnya kepada kaum muslimin begitu banyak dan menyentuh, terutama terkait keseimbangan kehidupan manusia. Antara memenuhi kebutuhan materi dan kebutuhan ruhani.

Berikut di antara wasiat-wasiat beliau yang masih sangat relevan dengan kondisi kita hari ini:

Hubungan Manusia dan Pencipta

Sahabat Ali ra. dalam satu kesempatan bertutur tentang hubungan manusia dengan Sang Pencipta.

Beliau mengatakan, “Siapa yang telah memperbaiki hubungannya dengan Allah, maka ia akan memperbaiki hubungan dengan orang lain. Dan siapa yang telah memperbaiki urusan akhiratnya, maka ia akan memperbaiki urusan dunianya.”

Wasiat ini relevan dengan kondisi kita sekarang, di mana terkadang hubungan dengan manusia karena kecintaannya, kepentingannya, jabatannya, menjadi lebih utama ketimbang hubungan dengan Allah. Urusan dunia menjadi prioritas ketimbang akhirat.

Menyaring Informasi

Sahabat Ali ra. juga berwasiat agar kaum muslim senantiasa merenungkan terlebih dulu informasi yang diterima.

“Renungkanlah berita yang kau dengar secara baik-baik. Penukil ilmu sangatlah banyak, tapi perenungnya amatlah sedikit,” kata beliau.

Dalam catatan sejarah, fitnah atau hoaks pada zaman kekhalifahan Ali ra. terjadi begitu hebat.

Seperti juga yang terjadi di era post-truth sekarang ini. Di mana kebenaran kadangkala seolah ditentukan oleh seberapa banyak jumlah likers, subcribers, atau followers.

Sahabat Ali ra. berpesan terkait kondisi tersebut, “Ketika fitnah berkecamuk jadikanlah dirimu seperti anak unta, karena ia masih belum memiliki punggung yang kuat untuk dapat ditunggangi dan tidak memiliki air susu untuk diperah.” Ini untuk menggambarkan tentang kondisi seorang yang lemah.

Orang Lemah Bukan yang Tidak Bisa Melawan

Sahabat Ali ra. berpandangan lain soal orang yang lemah. Menurutnya, orang lemah bukanlah orang yang tidak berdaya menghadapi lawan, tidak memiliki harta dan jabatan.

Orang yang paling lemah, kata beliau, adalah orang yang tidak dapat menjalin persahabatan. “Lebih lemah lagi adalah orang yang melepaskan tali persaudaraannya dengan sahabatnya sendiri,” katanya, seperti dinukil kitab Nahjul Balaghah.

Alquran Tinggal Naskahnya, Islam Tinggal Namanya

Lebih jauh lagi, Sahabat Ali ra. juga mengingatkan bahwa suatu saat akan ada masanya di mana Alquran hanya tinggal naskah atau teks belaka dan Islam hanya tinggal nama.

Beliau mengatakan, “Pada masa itu, masjid-masjid dimakmurkan bangunannya, sementara sejatinya ia mengalami kekosongan hidayah, karena orang-orang yang memakmurkannya justru adalah orang yang paling jahat di muka bumi.”

Pesan-pesan ini jika derenungkan dan dipikirkan secara mendalam masih ada relevansinya dengan kondisi zaman kita sekarang, dan dengan begitu seharusnya membuat kita menjadi lebih berhati-hati dan waspada. Semoga bisa menjadi perenungan bagi kita semua.

Baca Lainnya
Komentar
Loading...