Twitter Uji Coba Fitur e-Commerce

Shop Module akan muncul pada ruang khusus di bagian atas profil Twitter

Twitter, media sosial terbanyak diakses di Indonesia setelah Facebook saat ini tengah melakukan uji coba fitur e-commerce di Amerika. Nantinya, fitur itu memungkinkan pengguna berbelanja secara langsung.

Salah satu tujuan dari uji coba ini adalah untuk menjajaki potensi e-commerce di platform tersebut.

Twitter memperkenalkan “Shop Modul” yang menawarkan kepada merek, bisnis, serta pengecer lain kemampuan untuk menampilkan produk mereka kepada pengguna Twitter secara langsung di profil bisnis. Buka juga >>

Pengguna Twitter nantinya bisa menggulir gambar carousel produk dalam modul tersebut dan mengklik produk yang mereka minati untuk dibeli. Ini kemudian akan membuka situs web bisnis di dalam aplikasi Twitter tersebut. Pengguna dapat mempelajari lebih lanjut tentang produk yang dimaksud dan memilih untuk melakukan pembelian.

Shop Module akan muncul pada ruang khusus di bagian atas profil Twitter yang didukung. Namun untuk saat ini baru bisa dilihat oleh pengguna Twitter di AS pada perangkat iOS.

Mengutip TechCrunch (28/7), pihak Twitter menyatakan bahwa fitur ini hanya baru bisa digunakan oleh pengguna dengan Profil Profesional.

Profil Profesional sendiri mulai diuji coba sejak bulan April lalu, yang memberikan kesempatan kepada pelaku bisnis, lembaga nonprofit, publishing, dan sebagainya untuk menampilkan informasi spesifik tentang bisnis mereka di profil, termasuk alamat, nomor telepon, jam operasional, dan lainnya. Pada dasarnya, ini sama seperti Halaman Facebook bisnis.

Shop Modul nantinya baru akan tersedia untuk sekelompok kecil pengguna sebagai uji coba. Buka juga >>

Dengan uji coba tersebut, Twitter ingin lebih memahami apa yang sebetulnya dibutuhkan pengguna terkait e-commerce di platform tersebut.

Misalnya, ingin menentukan apakah orang-orang terinspirasi oleh percakapan online yang panas, seperti penggemar olahraga yang kemudian membeli pakaian tim favoritnya. Atau apakah pengguna Twitter hanya tertarik dengan pembelian produk yang bersifat rutin seperti produk perawatan kulit.

Dengan uji coba ini Twitter ingin benar-benar mempelajari data untuk mengetahui mana yang paling berhasil.

Twitter memang sejak awal tahun ini menyebutkan rencananya untuk berekspansi ke e-commerce.

“Kami mulai mencari cara untuk mendukung perdagangan di Twitter dengan lebih baik,” kata pemimpin revenue Twitter Bruce Falck.

“Kami tahu orang-orang datang ke Twitter untuk berinteraksi dengan merek dan mendiskusikan produk favorit mereka. Bahkan, Anda mungkin telah memperhatikan beberapa bisnis yang telah mengembangkan cara-cara kreatif untuk melakukan penjualan di platform kami,” lanjutnya.

Sebelumnya, Twitter telah menguji fitur e-commerce untuk tweet, yang memungkinkan suatu bisnis menautkan ke halaman produk online seperti yang ada di toko Shopify.

Bulan Mei lalu, CFO Twitter Ned Segal menggembar-gemborkan potensi berbelanja di Twitter. Saat itu ia berbicara dengan investor di konferensi Teknologi, Media dan Komunikasi J.P. Morgan. Ia mengemukakan, orang-orang melakukan banyak riset di Twitter sebelum mereka membeli sesuatu.

Sebelumnya, Facebook telah membuat langkah signifikan ke e-commerce dengan fitur belanja di Facebook, Instagram dan WhatsApp, termasuk melakukan inisiatif seperti etalase online, checkout terintegrasi, drop produk, video belanja dan banyak lagi. Buka juga >>

Shopify juga telah bermitra dengan sejumlah platform teknologi, termasuk Facebook, TikTok, dan Google, untuk memudahkan konsumen terhubung dengan produk yang dijual.

Perlu dicatat, Twitter sebetulnya pernah mencoba menjalankan fitur perdagangan tapi gagal, tepatnya pada tahun 2017. Namun Twitter percaya, inilah saat yang tepat untuk mencoba lagi.

#twitter #shopmodul #ecommerce

Baca Lainnya
Komentar
Loading...