Tradisi Unik di Aceh Peringati Nuzulul Quran

Setiap daerah di Indonesia mempunyai tradisi unik memperingati peristiwa diturunkannya Alquran atau Nuzulul Quran, salah satunya Aceh.

Di tanah rencong ada tradisi makan bersama kuwah Beulangong untuk memperingati Nuzulul Quran. Tradisi budaya lokal yang dilakukan turun-menurun ini menunjukkan betapa kuatnya persaudaraan sesama muslim di Aceh.

Sekaligus menunjukkan penghormatan yang tinggi masyarakat kota serambi Mekah itu terhadap kitab suci Alquran sebagai sumber ajaran Islam.

Berikut ini fakta-fakta tentang tradisi memasak kuwah Beulangong di Aceh:

Warga memasak bergotong-royong

Masyarakat Aceh memasak kuwah Beulangong dalam jumlah besar secara bergotong royong. Biasanya hingga 25 kuali bahkan bisa lebih yang dimasak secara serempak. Dananya juga berasal dari masyarakat yang dikumpulkan secara sukarela.

Masyarakat mengumpulkan masakan. (Kompas.com)

Untuk memasak kuah kari sejumlah 24 hingga 25 kuali itu biasanya dibutuhkan daging 2 ekor sapi, bumbu dan buah nangka. Biayanya bisa mencapai puluhan juta rupiah.

Pada waktu normal atau sebelum ada pandemi Covid-19, kenduri di satu kampung bisa mengundang warga dari desa-desa tetangga. Makanya, jika yang dimasak 24 kuali, 21 untuk dibagi-bagi kepada warga setempat, 3 kuali sisanya untuk tamu undangan dari desa tetangga.

Pada sore hari setelah kuwah masak, warga berbondong-bondong datang membawa wadah, mengambil kuwah Beulangong untuk dibawa pulang ke rumah.

Kuah tanpa santan, diaduk dengan baca salawat

Salah satu keunikan kuwah Beulangong yaitu dimasak tanpa menggunakan santan sebagaimana masakan daging pada umumnya yang ditemui di berbagai daerah lain. Tetapi rasanya tidak kalah gurih dengan masakan daging yang menggunakan santan.

Masakan di kuali besar. (kemdikbud.go.id)

Keunikan lain, saat memasak kuwah Beulangong diaduk secara berlawanan dengan arah jarum jam. Seperti ketika melakukan tawaf saat haji, itu yang membedakan orang Aceh dalam cara memasak. Dan tak lupa mereka yang terdiri dari para lelaki itu, saat mengaduk sambil bersalawat.

Selain Peringati Nuzulul Quran juga untuk khataman

Kenduri kuwah Beulangong meskipun identik dengan peringatan Nuzulul Quran tapi masyarakat Aceh ada juga yang mengadakannya hingga 2 kali selama Ramadhan. Dalam rangka khataman Alquran dan memperingati Nuzulul Quran.

Masakan berkuah. (glory-travel.com)

Tapi umumnya, tradisi kenduri itu dibuat secara bersamaan pada saat kegiatan tadarus di masjid atau mushala selama Ramadan telah khatam atau selesai.

Bertahan di tengah pandemi Covid-19
(antarafoto.com)

Meski pandemi Covid-19 masih belum usai, masyarakat Aceh masih meneruskan tradisi unik ini. Hanya saja dengan jumlah kuali yang dikurangi, tidak sebanyak pada masa-masa normal.

Hal ini dikarenakan pembagian hanya dilakukan kepada warga setempat atau tidak mengundang tamu dari luar. Cara memasaknya pun diatur sesuai dengan protokol kesehatan yang berlaku, dengan memakai masker dan tetap menjaga jarak fisik.

Baca Lainnya
Komentar
Loading...