Tradisi Mandi Safar di Leihitu Maluku

Tradisi ini telah berlangsung selama bertahun-tahun dan diwariskan

Memasuki bulan Safar ada tradisi unik di kalangan masyarakat Ambon, tepatnya di Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku.

Ribuan warga di sana menggelar tradisi Mandi Safar pada Rabu petang (6/10) untuk menyambut kedatangan bulan Safar.

Negeri atau Desa Hitu adalah salah satu destinasi bagi masyarakat di wilayah tersebut untuk melaksanakan tradisi Mandi Safar.

Tradisi ini telah berlangsung selama bertahun-tahun dan diwariskan secara turun temurun. Bahkan, pada saat pandemi Covid-19 seperti saat ini tradisi Mandi Safar tidak ditinggalkan oleh warga. Baca juga >>

Jika sudah waktunya, ribuan orang laki-laki maupun perempuan tua ataupun muda datang ke Pantai Hitu. Mereka turun ke pantai dan membersihkan diri di sana.

Dikutip dari Antara, menurut Raja Negeri Hitu Salhana Pelu prosesi Mandi Safar dimulai bersamaan dengan masuknya ajaran agama Islam.

“Kita berupaya meneruskan dari datu-datu atau orang tua kami,” kata Salhana Pelu.

Menurutnya, tradisi Mandi Safar sebetulnya telah mentradisi selama ratusan tahun di sebagian besar wilayah di Indonesia yang merupakan negara mayoritas muslim.

Di Maluku sendiri, khususnya di daerah Leihitu, Mandi Safar masih terus digelar hingga hari ini.

Mandi Safar di Leihitu digelar pada hari Rabu terakhir di Bulan Safar dalam hitungan tahun hijriah yang jatuh pada 6 Oktober 2021. Baca juga >>

Mandi Safar dilakukan sebagai upaya untuk mendekatkan diri kepada Allah.

Selain itu, sebagai refleksikan sejarah masuknya agama Islam di wilayah tersebut.

Ritual doa biasanya dilakukan saat matahari mulai terbenam. Dengan harapan agar tenggelamnya matahari diikuti tenggelamnya segala masalah, penyakit dan marabahaya.

#maluku #safar #ambon

Baca Lainnya
Komentar
Loading...