TikTok, Receh dan Konyol Tapi Kian Digemari
Keberadaan TikTok sudah mengancam salah satu kompititor paling dekatnya, Instagram
TikTok viral dimana-mana, konten-kontennya meledak dan makin digemari. Membuat Instagram, Facebook, hingga YouTube ketar-ketir. Meski banyak orang menganggap konten TikTok sebagai kegiatan sia-sia, buang-buang waktu, receh, bahkan konyol, nyatanya justru banyak orang yang tergila-gila dengan aplikasi video asal China ini.
Data Store Intelligence Data Digest menyebut TikTok diunduh lebih dari 700 juta kali pada tahun 2019 hanya kalah dibanding WhatsApp. Keberadaan TikTok sudah mengancam salah satu kompititor paling dekatnya, Instagram.
Kenapa TikTok punya daya tarik besar? Salah satunya, karena pendekatan yang dilakukan TikTok merupakan kebalikan dari Instagram.
Misalnya, kalau konten di Instagram lebih banyak yang bersifat serius atau “jaim” (jaga imej) dan selera tinggi. Tidak demikian dengan TikTok.
Jurica Dujmovic dari Market Watch berpendapat, justru selera rendah itu menjadi daya tarik TikTok.
Menurutnya, di TikTok kebanyakan bersifat sembrono, tapi pengguna tak peduli. Mereka senang melakukannya dan tak ambil pusing juga soal komentar atau kritik dari publik.

Konten-konten TikTok seperti parodi yang disengaja dari konten-konten yang ada di Instagram. User tampaknya mencela orisinalitas, estetika dan selera tinggi.