Tiga Prinsip Dasar Membuat Storytelling
Storytelling menjadi cara ampuh dalam dunia bisnis digital yang marak belakangan
Storytelling menjadi cara ampuh dalam dunia bisnis digital yang marak belakangan. Cara orang bercerita lewat media sosial atau toko onlinenya menentukan sebuah produk bisa laris atau tidak.
Kebanyakan konsumen sekarang, yang rata-rata akrab dengan media sosial, suka mencari informasi yang banyak dan mendalam tentang sebuah produk. Istilah anak sekarang, “kepo”. Di sinilah pentingnya storytelling.
Salah atau kurang pas dalam menceritakan sebuah produk, konsumen bisa lari dan tak mau lagi kembali.
Storytelling sebetulnya sudah lama digunakan dalam dunia bisnis. Hanya saja keberadaannya menjadi begitu penting di era media sosial seperti sekarang. Saat ini kemampuan storytelling sama pentingnya dengan keberadaan influencer.
Samantha Reynolds, Presiden dan Pendiri ECHO Storytelling Agency di Amerika berbagi tentang tiga prinsip dasar membuat storytelling, yang dia ambil dari pengalaman selama lebih dari 20 tahun bergelut di bisnis ini.
“Saya telah membantu orang berbagi cerita tentang kehidupan dan perusahaan mereka selama 20 tahun,” kata Samantha Reynolds, dikutip dari thriveglobal.com.
Pada intinya, dia dan timnya selalu menggunakan tiga prinsip dasar ini dalam menangani klien-kliennya, yaitu:
1. Siapa pun Bisa Bercerita
Untuk bisa bercerita (berdongeng) orang memang membutuhkan latihan yang panjang, tetapi sejatinya semua orang sudah memiliki keterampilan yang dibutuhkan. Sebetulnya, untuk menjadi ahli dalam bercerita hanya membutuhkan disiplin.
Namun satu hal yang kadang kala menghalangi banyak orang adalah karena mereka merasa orang lain dapat melakukannya dengan lebih baik.