Tertarik dengan Waralaba? Ini Plus-Minusnya

Memiliki usaha sendiri merupakan impian setiap orang. Terlebih di tengah krisis ekonomi yang mengakibatkan PHK menimpa banyak karyawan dan pekerja kantoran.

Namun, tidak semua orang dapat dengan serta merta memulai bisnis dengan membuat produk, memasarkan dan membangun brand atau merek sendiri. Butuh proses yang panjang, apalagi orang tersebut sudah terbiasa dengan kultur pekerja atau karyawan.

Bagi sebagian orang, memulai dan membangun bisnis dari mulai menyediakan modal, menyiapkan sumber daya, ide bisnis serta strategi menjalankannya, adalah kendala.

Untuk mengakalinya, para pebisnis pemula melakukan berbagai cara, salah satunya dengan mengambil bisnis waralaba atau juga dikenal dengan franchise.

Waralaba sebetulnya bukan model bisnis baru. Bisnis semacam ini bahkan sudah ada sejak tahun 1930-an, di mana saat itu Howard Deering Johnson untuk pertama kalinya memperkenalkan franchising dengan restoran McDonald.

Dalam sistem Islam (syariah), waralaba merupakan pengembangan dari bentuk kerja sama bisnis yang dinamakan dengan syirkah. Antara franchisor dan franchisee melakukan hubungan kerja sama untuk waktu tertentu, serta untuk memperoleh keuntungan bersama.

Sepanjang memenuhi rukun dan syarat perjanjian serta terpenuhinya prinsip-prinsip bermuamalah, sistem bisnis waralaba juga sah menurut hukum Islam.

Seperti apa bisnis waralaba itu?

Secara umum, bisnis waralaba dapat digambarkan sebagai model bisnis yang berjalan antara pemilik brand atau merek dengan pemodal.

Pemilik brand memberikan hak untuk menjalankan usahanya, termasuk penggunaan merek sesuai dengan ketentuan yang disepakati bersama. Dengan sistem ini, pemilik modal tidak perlu membangun merek dan sistem kerja bisnis dari awal.

Pemilik modal atau disebut Terwaralaba membayar sejumlah biaya untuk mendapatkan hak usahanya dari Pewaralaba. Pada umumnya, biaya-biaya itu meliputi royalti, pengadaan peralatan pendukung usaha, pengadaan bahan baku, dan lain sebagainya.

Di Indonesia sistem waralaba dijamin oleh undang-undang dan peraturan pemerintah, serta peraturan-peraturan lainnya.

Belakangan perkembangan bisnis ini lumayan pesat karena dinilai menguntungkan. Bukan hanya waralaba bermodal besar, tapi yang bermodal kecil juga menjamur tidak hanya di kota tapi sampai ke desa-desa.

Beberapa contoh waralaba yang sudah berkembang diantaranya di bidang kuliner seperti Thai Tea, Boba Tea, Sabana, Kebab Baba Rafi dan berbagai merek atau brand lainnya.

Dikutip dari jurnal.id, meski menggiurkan, berbisnis secara waralaba juga ada plus minusnya, diantaranya sebagai berikut:

Keuntungan Bisnis Waralaba

1. Manajemen bisnis telah terbangun

Tidak seperti halnya membangun bisnis sendiri, sistem waralaba telah memiliki manajemen bisnis yang siap dan matang sehingga memiliki strategi bisnis yang berkelanjutan.

2. Brand sudah dikenal

Brand yang sudah dikenal masyarakat biasanya sudah punya konsumen dan pasar, sehingga para Terwaralaba tidak perlu terlalu memikirkan strategi pemasaran serta analisis terhadap pesaing.

3. Kerja sama telah terbangun sejak awal

Orang yang membeli waralaba akan mendapatkan keuntungan kerja sama yang telah terbangun sebelumnya oleh pemilik waralaba.

Misalnya, kerjasama dengan pemasok bahan baku, periklanan, pemasaran, dan lain sebagainya. Pewaralaba juga biasanya memberikan dukungan berupa pelatihan manajemen finansial, pemasaran, serta pasokan sumber daya.

4. Peluang sukses lebih cepat

Bisnis waralaba punya peluang sukses yang lebih cepat, karena brand yang baik dan sudah memiliki pasar serta konsumen setia.

Modal yang dikeluarkan juga terukur karena pasokan sumber daya dan strategi pemasaran yang sudah terkonsep dengan matang.

5. Manajemen finansial lebih mudah

Sebagai pemilik modal tentu kita lebih suka memberikan modal pada bisnis yang telah kokoh dari segi finansial dan jaringan pemasaran.

Dengan waralaba, sistem manajemen finansial telah ditetapkan oleh pemilik waralaba utama. Sehingga kita tidak perlu pusing dengan manajemen finansial seperti halnya membangun bisnis baru.

Kekurangan bisnis waralaba

Namun demikian, dibalik kelebihan waralaba juga memiliki kekurangan, yaitu:

1. Kurangnya kendali terhadap bisnis sendiri

Hal ini karena biasanya semua sistem telah ditentukan oleh pemilik waralaba. Ruang gerak menjadi terbatas, ide-ide untuk berkreativitas pun terkadang tidak dapat diaplikasikan, karena terkendala perjanjian tertentu.

2. Perilaku konsumen yang berubah

Meski bisnis waralaba memiliki pasar yang matang, tapi konsumen biasanya mengikuti tren pasar. Perilaku konsumen yang berubah-ubah terhadap tren mempengaruhi kondisi bisnis waralaba.

3. Ketergantungan pada reputasi waralaba lain

Jika waralaba lain melakukan kesalahan yang mengakibatkan rusaknya reputasi, maka hal itu juga akan mempengaruhi waralaba yang sedang kita kelola.

4. Membutuhkan modal lebih banyak

Pewaralaba biasanya akan mengajukan biaya awal untuk membeli perjanjian waralaba. Kemudian ada juga biaya lanjutan untuk pelatihan serta dukungan bagi para pembeli waralaba.

5. Adanya pemotongan keuntungan

Terwaralaba punya kewajiban membayar royalti dari keuntungan yang didapat. Jika keuntungan yang didapat sedikit berarti keuntungan akan dipotong untuk menutupi biaya tersebut.

Nah, itu dia plus-minus berbisnis secara waralaba. Bagaimanapun untuk memutuskannya, semua tergantung dari modal yang kita punya.

Modal-modal seperti uang, pengalaman, keterampilan, jaringan pasar, dan lain sebagainya, seharusnya memberi petunjuk sistem bisnis seperti apa yang cocok untuk dipilih. Memulai dari awal atau berwaralaba? Keduanya ada plus-minusnya.

Baca Lainnya
Komentar
Loading...