Ternyata, Makanan Berdampak pada Krisis Iklim
Penting bagi kita untuk senantiasa membuang sampah pada tempatnya
Tak pernahkah terpikirkan bahwa makanan yang kita buang sembarangan (sampah) bisa berdampak pada krisis iklim? Karena itu, penting bagi kita untuk senantiasa membuang sampah pada tempatnya.
“Cara produksi pangan dan konsumsi sangat berpengaruh pada krisis iklim, dari hulu ke hilir,” ucap Amanda Katili dari Climate Reality dalam webinar beberapa waktu lalu, Senin (22/2).
Baca juga: Tak Cukup Rasa, Bisnis Kuliner Kadang Butuh Storytelling
Menurut Amanda, setidaknya ada sekitar 30 persen perubahan iklim disebabkan karena sistem pangan dan 10 persen karena fashion.
“Sistem pangan yang tidak benar bisa menyebabkan krisis iklim, pandemi, dan kelaparan,” ujar Amanda lebih lanjut.
Amanda juga mengungkapkan makanan bisa menjadi benang merah untuk hidup berkelanjutan dan hidup layak.
Hal senada diungkapkan oleh pengamat kuliner dan chef William Wongso. Menurutnya, selain penebangan dan konsumsi binatang liar, kebiasaan makan seseorang juga bisa menjadi penyebab terjadinya krisis iklim, termasuk limbah sisa makanan (food waste).
Baca juga: Bagaimana Covid-19 Mengganggu Rantai Pasokan Makanan
“Di Indonesia sekitar 400 kg per tahun food waste per orang. Rekor terakhir Tiongkok 45 kg, Inggris tinggi,” kata William dalam kesempatan yang sama.
William menambahkan bahwa untuk menghindari limbah sisa makanan alias food waste, langkah pertama yang harus dilakukan adalah dengan tidak membuang-buang makanan.
“Kapasitas makan 1 orang gak lebih 500 gr. Tanya makanannya berapa beratnya, dan restoran juga harus memberi tahu berapa beratnya. Harus jujur dan jangan cari kesempatan,” pungkas William.