Tarekat Bisa Jadi Inspirasi Bagi Peradaban Nusantara

Berikut catatannya yang disampaikan kepada redaksi selepas shalat shubuh

MOSKOW – Mudir Aam JATMAN Kiai Wahfiudin Sakam baru saja tiba di Moskow, Russia kemarin Selasa (12/3). Dalam rencana kunjungannya selama 1 pekan ada pemikiran-pemikiran Kiai Wahfiudin yang menarik untuk disimak.

Berikut catatannya yang disampaikan kepada redaksi selepas shalat shubuh dengan suhu minus 6 derajat dan bersaju;

Russia tinggalkan sama sekali komunisme. Tiongkok pertahankan komunisme dalam politik tapi ekonomi mengikuti pasar bebas. Sementara Korut pelan-pelan bergeser mengikuti RRT.

USA berakar budaya Protestan (sama-sama agama samawi seperti Islam), punya peradaban yang lebih maju dalam humanisme, HAM, dan demokrasi. Tapi sangat Individualistik Kapitalistik.

Kunjungan Kiai Wahfiudin ke *Moscow Cathedral Mosque* masjid terbesar di Eropa. .
Kemana Indonesia?

Di satu sisi demografi NKRI lebih mirip RRT, populasi tinggi dengan tingkat kesejahteraan, pendidikan, dan peradaban yang sangat beragam, disertai budaya paternalistik dan keguyuban yang sangat kuat.

Menangani pola demografi ini masih diperlukan sistem “komando”, di mana peran negara (pemerintah) yang kuat masih harus lebih dominan dalam mengarahkan gerak peradaban. Tapi bagaimana caranya agar “komando” yang kuat tidak kebablasan menjadi militerisme yang otoriter, itu persoalannya.

Memang, secara teoritis, kendali yang terkuat adalah pada “spiritualitas” yang sangat menentukan “karakter”. Tapi spiritulitas yang bagaimana yang dapat diejawantahkan untuk zaman sekarang.

USA dan RRT sama-sama negara daratan luas, sedangkan NKRI negara kepulauan. Tak boleh kita langsung copy paste dari salah satu, atau keduanya. Kita harus menentukan jalan hidup sendiri.

Kuncinya pada kesadaran, kemauan yang kuat, dan semangat mandiri yang tak tergoyahkan.

Sayangnya critical thinking masih belum mendapat tempat yang luas dalam kejiwaan bangsa ini. Apalagi kemandirian, masih terlalu mudah dikubur dengan semangat keguyuban, sehingga sulit menerima sikap berbeda dari kawan sendiri.

Yang selalu saya fikirkan bagaimana Islam, melalui keperkasaan Aswaja NU, dengan core Tasawuf/Tarekat, dapat menjadi daya dobrak dan inspirasi pagi peradaban Nusantara ini dalam mencapai bentuknya yang khas.

Narasi oleh: KH. Wahfiudin Sakam

Baca Lainnya
Komentar
Loading...