Tanda-Tanda Doa Mustajab Imam Abdullah Al Haddad
Melalui doa, ketergantungan kepada Allah bisa tumbuh semakin kuat
Allah menyukai hamba-Nya yang meminta kepadanya walau permintaan itu hal yang remeh sekalipun. Melalui doa, ketergantungan kepada Allah bisa tumbuh semakin kuat.
Namun, sering kali ada saja yang mempertanyakan apakah setiap doa kita itu mustajab atau tidak. Tak jarang, muncul ketidaksabaran dalam menunggu doa itu terjawab.
Lalu adakah tanda-tandanya jika doa itu mustajab?
Al Imam Syekh Abdullah bin Alawi Al Haddad dalam kitab An Nafais Al ‘Ulwiyyah Fil Masa’il S Shufiyyah menjawab pertanyaan tersebut.
Imam Abdullah mengingatkan sejak awal bahwa, setiap doa yang dimohonkan oleh seorang mukmin, yang senantiasa bertobat dan bersungguh-sungguh taat pada-Nya itu mustajab.
Mustajabnya doa itu bisa segera atau bisa juga tertunda. Terkadang Allah justru menganugerahkan padanya sesuatu yang lebih baik sebagai pengganti dari doanya tersebut. Karena dalam pandangan Allah itu lebih baik baginya.
Tanda Dikabulkannya Doa
Adapun tanda dikabulkannya doa ialah saat yang berdoa itu merinding sehingga bulu roma tegak berdiri dan merasakan kesejukan dalam qalbu ketika meminta dalam doanya itu.
Imam Abdullah menyebut bahwa doa itu dikabulkan atau tidak dikabulkan karena adanya faktor penghalang dan penghambat.
Diantaranya mengkonsumsi dan memakai pakaian yang haram, bersikeras mendzalimi orang lain, berdoa disertai ghaflah (kelalaian). Padahal Nabi bersabda, “ketahuilah bahwa Allah tidak menjawab doa dari qalbu yang lalai dan lengah” (HR. Tirmidzi).
Lalu yang termasuk menghalangi doa itu mustajab adalah memutus silaturahim, bermusuhan dan berkonflik dengan saudaranya sesama muslim, mengabaikan dan meninggalkan mereka tanpa hak.
Dengan begitu menjadi jelas, bahwa semua doa itu diijabah oleh Allah Swt, hanya saja memang ada hal-hal yang bisa menghalanginya. Oleh karena itu perbaikan diri mesti terus dilakukan.
Imam Abdullah menekankan bahwa meski sebagian doa itu ada yang terlihat secara dzahir dikabulkan pada saat sekarang. Maka sejatinya kita harus tetap berharap, atas keluasan dan kedermawanan Allah Swt, serta berprasangka baik pada-Nya. Karena semua doa itu dikabulkan-Nya.