Sudahkah Kita Membawa Suasana Masjid ke Rumah?
Tak pergi ke masjid tidak seharusnya mengurangi kekhusyukan ibadah Ramadhan
Ramadhan kali ini sungguh berbeda. Pandemi Covid-19 membuat ritual ibadah di bulan suci ini mengalami sejumlah perubahan. Salah satunya, meniadakan ibadah berjamaah di masjid, dari mulai salat fardhu, sunah, tadarus dan ibadah lainnya.
Tak pergi ke masjid tidak seharusnya mengurangi kekhusyukan ibadah Ramadhan. Sebab kekhusyukan ibadah tidak tergantung tempat, namun ada pada setiap qalbu. Di rumah pun jika qalbu khusyuk, ibadah tetap bisa khusyuk.
Di beberapa tempat, orang-orang muslim tetap berupaya menghubungkan suasana masjid ke dalam rumah.
Seperti yang dilakukan oleh Masjid Agung Syekh Zayed di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab (UEA). Dikutip dari gulfnews.com, pemerintah UEA menyelenggarakan salat tarawih dengan jamaah sangat terbatas di masjid tersebut, lalu menyiarkannya lewat jaringan radio dan televisi setempat.
Salat tarawih hanya diikuti oleh seorang imam dan dua orang makmum yang telah melalui semua prosedur pemeriksaan kesehatan sesuai standar pencegahan Covid-19 di negara itu. Jamaah salat juga mengenakan masker dan sarung tangan sebagai pelindung diri.
Salat tarawih terbatas ini rencananya akan disiarkan sepanjang bulan Ramadhan. Keputusan tersebut diambil dalam rangka tetap menjaga spiritualitas bulan suci dan manifestasi ritual keagamaan.
Ini juga dilakukan untuk tetap menjaga masyarakat yang mayoritas muslim tetap terhubung dengan masjid melalui radio dan televisi di rumah masing-masing. Membawa suasana masjid ke dalam rumah mereka.
Diajarkan oleh Rasulullah
Rasulullah Saw sejatinya sudah memberikan panduan soal praktik membawa suasana masjid ke dalam rumah, dalam kondisi normal sekalipun.