Badan Pangan Singapura atau The Singapore Food Agency (SFA) mengumumkan rencana pengembangan klaster pertanian pangan berteknologi tinggi di Lim Chu Kang, Selasa (2/10).
SFA menargetkan ketika selesai pembangunan, klaster agri-pangan Lim Chu Kang harus dapat menghasilkan lebih dari tiga kali produksi pangan saat ini. Langkah strategis ini juga untuk memperkuat ketahanan pangan dan menciptakan lapangan pekerjaan bagi warga Singapura.
Diyakini, upaya Singapura mengimplementasikan teknologi modern dan manajemen profesional akan menurunkan biaya produksi. Infrastruktur air, listrik dan transportasi disiapkan untuk mendukung sistem pertanian di lahan seluas 390 ha.
SFA menyampaikan pembangunan kembali lahan di Lim Chu Kang akan mengangkat sektor agri-pangan lokal, mengembangkan pertanian yang berkelanjutan. Bahkan, konsep wisata pendidikan terkait pertanian pangan berteknologi tinggi sedang dalam perancangan.
Singapura berkeyakinan industri ini sangat produktif dan akan menjadi unggulan di masa depan. Bahkan akan menarik “generasi baru” pekerja terampil agri-tech.
“90 persen pasokan makanan di Singapura masih impor, membuat kami rentan terhadap rantai pasokan global. Pandemi Covid-19 memastikan kami harus memiliki sumber pangan mandiri,” demikian rilis yang dikeluarkan SFA.
Saat ini masih ada 23 pertanian, yang masa sewanya akan berakhir antara tahun 2020 dan 2022. Sementara pembangunan akan dilakukan secara bertahap, direncanakan akan dimulai pada tahun 2024.
Lim Chu Kang adalah wilayah perencanaan yang terletak di bagian barat laut wilayah utara Singapura, berbatasan dengan Sungsi Kadut di timur dan Selat Johor di utara.