Saat memulai bisnisnya, Shriya Naheta baru saja kembali ke rumahnya di Mumbai setelah lulus dari University of Southern California tahun 2016. Pulang kampung, justru jiwa kewirausahaan perempuan muda belia ini tumbuh. Dan, saat ini dia bekerja dengan tidak kurang dari 70 ribu petani pertanian organik.
Bagaimana kisahnya?
Waktu itu usia Shriya 22 tahun dengan gelar sarjana di bidang Bisnis dan Hubungan Internasional, saat dia kerap menemani kakak perempuannya yang punya bisnis restoran mengunjungi lahan-lahan pertanian di sekitarnya untuk mencari produk pertanian yang masih segar. Saat itulah muncul ide di kepala perempuan cantik ini untuk membuat toko produk organik.
Mereka mengunjungi pertanian di Maharashtra, Shimla, Bengaluru. “Sungguh menakjubkan melihat keragaman hasil bumi di seluruh India,” kata Shriya.
“Saya tidak berpikir bahwa produk seperti itu dapat ditanam di India. Lucu karena kami tinggal di negara agraris, dan lucu bahwa saya tidak mengaitkan India dengan sesuatu seperti selada yang sangat enak, kentang yang sangat bagus untuk ditanam di India,” tambahnya menceritakan pengalamannya.
Pengalaman itu telah membuka mata Shriya untuk memulai bisnis pertanian yang menekankan pada produk pertanian lokal ketimbang dari negara lain.
Mengapa organik?
Ini juga bermula dari pengalaman Shriya mengunjungi beberapa lokasi pertanian yang sebagian besar organik. Interaksinya dengan sejumlah petani lokal memperkaya pengetahuannya tentang manfaat produk organik.
Dia melihat bagaimana pertanian organik telah menghasilkan produk pertanian yang lebih baik, kesuburan tanah yang lebih baik dan memungkinkan budidaya berbagai produk pertanian karena adanya rotasi tanaman.
Awalnya, fokus Shriya hanya menjual produk-produk organik tertentu, tapi kemudian tokonya “Zama Organics” berkembang menjadi toserba untuk produk-produk organik, dari mulai sayuran hingga biji-bijian. Ia bekerja sama dengan sekitar 70 ribuan petani langsung dan organisasi produsen pertanian setempat.
Shriya tidak memiliki pengalaman kerja di bidang pertanian sebelumnya, namun jiwa kewirausahaan telah mengalir di dalam darahnya, orang tua dan saudara perempuannya juga berbisnis.
Modal awal Shriya dibantu oleh keluarganya, sebesar 2 lakhs (sekitar Rp 50 juta), dan sang ayah juga membantunya dengan membuat desk akuntansi serta mempekerjakan tim awal.
Setahun setelah Shriya membuka toko offlinenya itu, yang juga ia habiskan waktunya untuk berkeliling mendatangi para petani, mencari berbagai produk pertanian yang bisa ia jual, perempuan itu akhirnya memutuskan untuk beralih ke perdagangan elektronik. Ia meluncurkan “Zama Organics” sebagai toko online.
Kepada MAKERS India, Shriya menuturkan, tujuan utamanya adalah membangun ekosistem yang berkelanjutan bagi para petani dan memberikan transparansi kepada produsen dan konsumennya.
Menggunakan model grosir dan eceran, toko online yang diluncurkan pada tahun 2017 itu, telah memantapkan dirinya, dan sekarang sedang ia mencari pendanaan dari pihak eksternal.
“Kami memiliki konsep dan visi yang jelas sekarang. Kami telah mengalami pertumbuhan tahunan antara 3 hingga 5 kali sejauh ini; kami ingin memperluas lagi ke lebih banyak kota dan lokasi setelah mengumpulkan dana,” kata Shriya.
Zama saat ini dikelola oleh tim yang terdiri dari 43 orang, semuanya berbasis di Mumbai. Sebagian besar pekerja adalah buruh yang juga merupakan pekerja imigran, mereka disediakan akomodasi oleh Zama.
Selama pandemi Covid-19 dan kebijakan lockdown di India, perusahaan ini tetap terus tumbuh.
Konsep Kolaborasi
Dikutip dari Yourstory, Zama Organics fokus mendukung petani organik lokal dengan mengirimkan produk organik yang masih segar hingga ke depan pintu rumah para konsumen.
Shriya bertekad untuk menciptakan ekosistem produksi pangan organik dan lingkungan kolaboratif bagi para petani dan konsumen akhir. Startup Zama Organics adalah langkah pertamanya untuk mewujudkan visi ini.
Sejak 2017 Shriya mulai mengirimkan produk dan rempah-rempah organik segar di Mumbai. Dengan jaringan sekitar 70 ribu petani di seluruh India.
Dia menjual sejumlah hasil pertanian organik seperti beras hitam dan teh yang berasal dari Assam, alpukat dari India Selatan, mangga, lada hitam dan kunyit dari Konkan, bahkan ia juga bekerja dengan komunitas suku untuk produk-produk seperti garam merah muda Himalaya dan jamur morel.
Shriya mengatakan, startupnya harus berinvestasi dalam mendidik dan menciptakan kesadaran pelanggan untuk memahami manfaat makanan organik.
Dia juga mengatakan bahwa hingga sekarang prosesnya sedang berlangsung, bersamaan dengan Covid-19 yang akhirnya mendorong orang untuk mengkonsumsi makanan yang lebih sehat.