Saham dan Milenial

Apa itu saham, dan bagaimana seharusnya milenial terlibat di sana

Beberapa waktu belakangan, milenial yang memasuki pasar saham mulai menjadi trend.

Ini perkembangan positif, karena sejatinya milenial adalah pemegang masa depan perekonomian. Saham merupakan salah satu sarana bagi milenial untuk berpartisipasi aktif, sebagai pelaku ekonomi, bukan pengekor alias followers.

Yuk, kita bahas secara benar namun sederhana, apa itu saham, dan bagaimana seharusnya milenial terlibat di sana.

Saham

Untuk memahaminya, perhatikan ilustrasi ini. Misalkan si Boy mendirikan perusahaan, modalnya Rp 1000. Boy memulai usaha itu secara sederhana, dengan hanya menggunakan teras atau garasi rumah sebagai kantornya, sementara uang yang dia punya juga baru Rp 200. Usaha itu lalu berkembang, dan Boy pun merasa perlu menambah modal (uang).

Kemudian ada temannya bernama Jaka yang sudah mengenal Boy sebagai pribadi yang baik, lalu dia pun bersedia masuk untuk patungan modal. Jaka bersedia menyetor uang Rp 300.

Karena usaha tersebut diawali oleh Boy, tentu ada jerih payah Boy sehingga ia dapat melakukan kesepakatan khusus dengan Jaka. Sesuai kesepakatan uang yang disetor Jaka dihargai sebagai modal sebesar Rp 200, sementara Rp 100 dianggap sebagai setoran lebih (agio). Pada saat ini, maka keduanya memiliki modal fifty-fifty. Usaha pun dijalankan sesuai dengan prinsip bisnis, di mana keduanya berbagi peran namun menjadi satu kesatuan. Untung atau rugi mereka sepakat untuk membaginya. Namun agar tidak mengalami kerugian, mereka mengelola usaha itu dengan sangat baik.

Kemudian, kita coba analogikan lagi usaha Boy dan Jaka ini dengan memperbesar angkanya, yakni Rp 1 miliar. Mereka berdua masing-masing telah menyetor modal sebesar Rp 200 juta atau 20%.

Boy dan Jaka ingin mendapatkan tambahan dana sebesar Rp 200 juta lagi. Namun jika mencari dua pemodal maka membutuhkan rerata sebesar Rp 100 juta. Tentu saja ini hal yang agak berat.

Baca Lainnya
Komentar
Loading...