Rasialisme di Amerika
Bagaimana rasialisme berlangsung di Amerika selama empat abad terakhir?
Di sebuah negara maju seperti Amerika Serikat rasialisme ternyata masih menjadi masalah dalam peradaban masyarakat.
Meski secara formal perbudakan yang menjadi akar rasialisme itu sudah dihapus di negeri Paman Sam sejak 1865, seiring amandemen ke-13 Konstitusi AS, tapi nyatanya diskriminasi berdasarkan warna kulit masih terus berlangsung hingga hari ini.
Secara ekonomi, politik dan sosial-budaya, perbudakan dalam bentuk diskriminasi berdasarkan ras tampaknya belum juga benar-benar hilang. Betapapun negara itu pernah dipimpin seorang kulit hitam, Barack Obama.
Bagaimana rasialisme berlangsung di Amerika selama empat abad terakhir? Berikut sejumlah fakta yang sempat dicatat dalam sejarah!
Perbudakan, Akar Rasialisme
Perbudakan di Amerika pada kenyataannya ikut menopang kapitalisme Amerika yang kini berkembang menjadi negara adidaya serta ekonomi nomor wahid di dunia.
Pada masa revolusi industri, di mana kapas, tembakau dan gula menjadi primadona perekonomian dunia saat itu, peran para budak di banyak perkebunan adalah vital.
Menurut catatan sejarawan Edward E. Baptist, sebagaimana dikutip dari berdikarionline.com, hampir 50 persen ekspor AS kala itu adalah kapas. Selain itu, gula dan tembakau.