Pesan Ulama Nusantara di Hadapan 400 Pemimpin Keagamaan Dunia
Manusia terbagi dalam dua kelompok, saudara seagama dan saudara semanusia
ABU DHABI – Ulama nusantara Prof. Dr. M. Quraish Shihab ikut serta dalam Liqa Al Ukhwah Al Insaniyah atau Human Fraternity Meeting (Pertemuan Persaudaraan Kemanusiaan) yang diadakan di Abu Dhabi Uni Emirat Arab (UEA). Dalam pertemuan yang dihadiri Grand Syaikh Al Azhar Dr. Ahmad Ath Thayyib dan Paus Fransiskus serta 400 pemimpin keagamaan dari berbagai belahan dunia, Pendiri Pusat Studi Al Qur’an tersebut menyampaikan pidato dengan tema Persaudaraan Kemanusiaan; Tantangan dan Kesempatan sebagaimana dirilis Pusat Studi Al-Quran (5/2).
“Manusia terbagi dalam dua kelompok, saudara denganmu dalam agama (saudara seagama), dan setara denganmu dalam kemanusiaan (saudara semanusia),” ucap Pakar Tafsir Al Quran yang mengutip ucapan Sayyidina Ali kepada Gubernur Mesir pada masanya.
Beliau menegaskan bahwa ikatan kebersamaan dalam agama tidak menafikan ikatan persaudaraan antar manusia. “Agama dan kemanusiaan berdampingan untuk menciptakan kehidupan yang damai dan harmoni,” ungkap penulis Tafsir Al Misbah.
Lebih lanjut, ungkapan tersebut selaras dengan pesan-pesan Al-Qur’an yang menegaskan pentingnya menjaga persaudaraan, bukan saja dengan sesama muslim, tetapi juga sesama manusia, walau berbeda keyakinan.
Diundang sebagai anggota Majelis Hukama Al Muslimin (Muslim Elders Council). Prof. M. Quraish Shihab mengemukakan tantangan yang dihadapi terutama oleh para pemimpin keagamaan dalam mewujudkan persaudaraan kemanusiaan. Tantangan itu adalah peradaban modern yang terlalu mementingkan aspek material dan mesin, disertai dengan sifat tamak dan egoisme yang berpotensi mengesampingkan manusia dan kemanusiaan.
Namun, mantan Menteri Agama tersebut optimis bahwa kesempatan untuk memperkuat persaudaraan itu masih terbuka luas. “Bukan saja karena kita harus optimis dalam segala hal, atau karena naluri kebaikan ada dalam diri setiap insan, tetapi karena tanda-tanda ke arah itu terbentang jelas di depan mata kita. Antara lain, hubungan yang baik antara tokoh-tokoh agama, saling tukar pikiran antar sesama, dengan gagasan-gagasan yang mencerahkan untuk kebaikan umat manusia dan kedamaian dunia,” terang ulama yang masih memiliki nasab hingga ke Rasulullah tersebut.
Pada pertemuan yang diadakan sejak 3 – 5 Februari tersebut berhasil ditandatanganinya Deklarasi Abu Dhabi atau Dokumen Persaudaraan Manusia untuk Perdamaian Dunia dan Hidup Berdampingan oleh Syaikhul Azhar dan Paus Fransiskus.