Pengusaha Indonesia Ini Punya Peternakan Terluas di Australia
Ia memiliki aset peternakan sapi di Australia seluas empat kali Singapura
Heboh sumbangan Rp 2 triliun dari keluarga pengusaha Tionghoa Akidi Tio, meskipun dinyatakan hoaks, membuka mata banyak orang, ternyata banyak orang Indonesia yang sukses di luar negeri.
Meski namanya kurang dikenal, Akidi Tio, menurut orang-orang yang mengenalnya, merupakan pengusaha sukses di Singapura. Konon, asetnya melimpah di sana.
Itu pula yang membuat sejumlah pihak di Sumatera Selatan percaya soal sumbangan Rp 2 triliun dari keluarganya.
Tentu saja bukan hanya Akidi Tio, putra kelahiran Indonesia yang sukses di luar negeri. Di Australia ada sosok bernama Nisin Sunito. Kekayaannya bukan hoaks. Dia merupakan pengusaha sekaligus pemilik peternakan sapi terbesar di Darwin, Australia. Peternakan sapinya tergolong paling besar di Australia.
Nah, jika Anda termasuk penggemar daging sapi impor, mungkin salah satunya berasal dari peternakan Nisin.
Tak banyak pengusaha Indonesia yang punya aset luar biasa di luar negeri. Apalagi di negara seperti Australia. Nisin Sunito adalah salah satunya. Ia memiliki aset peternakan sapi di Australia seluas empat kali Singapura. Berikut fakta-fakta tentang Nisin Sunito.
1. Saudara kandung pengusaha properti
Nisin Sunito adalah saudara kandung pengusaha properti kenamaan, Iwan Sunito. Saat ini Nisin menjadi satu-satunya pebisnis asal Indonesia yang mempunyai usaha peternakan di luar negeri.
2. Berasal dari keluarga pebisnis
Nisin lahir di keluarga keturunan Tionghoa yang memiliki bisnis sembako di Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah.
Bersama saudara kandungnya, Iwan Sunito, Nisin pindah ke Surabaya, Jawa Timur, untuk memperoleh pendidikan yang lebih baik. Meski pebisnis sukses, bukan berarti keluarga Nisin tak pernah mengalami masa-masa sulit.
Sang Ayah, sempat bekerja serabutan seperti mulai dari pemotong kayu, penyadap hingga penjual karet di Pangkalan Bun. Mereka akhirnya mendirikan toko kelontong sederhana yang menjadi cikal bakal usaha sembakonya di kemudian hari.
3. Merantau ke Australia dan mendirikan bisnis sendiri
Selepas SMA di Surabaya, bersama dengan Iwan Sunito, Nisin berangkat ke Australia untuk belajar ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. UNSW atau University of South Wales di Australia menjadi tujuannya. Nisin mengambil program studi bisnis.
4. Mendirikan Oceanic Multitrading Pty Limited
Selesai kuliah Nisin mendirikan Oceanic Multitrading Pty Limited. Inilah momentum ia memulai bisnisnya, tepatnya tahun 1992.
Sebelum terjun ke dunia bisnis, Nisin pernah bekerja sebagai pegawai di kantor pemerintahan Australia. Namun ia memutuskan untuk berbisnis dengan membeli sebuah peternakan milik penduduk lokal di Australia.
Nisin Sunito membeli sebuah peternakan Kiana milik pengusaha lokal pada 2005 silam. Lokasinya berada 1.132 km di sebelah tenggara Kota Darwin, Australia.
Peternakan Kiana mempunyai luas hingga 331. 800 hektar setara 4,8 kali luas Singapura. Tak keliru apabila ia dijuluki sebagai rajanya bisnis peternakan sapi di Australia. Nisin mengembangkan jenis sapi Brahman dan Droughmaster di peternakannya.
5. Membantu peternakan di Indonesia
Meski bendera usahanya berkibar di Australia, Nissin tak melupakan negeri kelahirannya, Indonesia. Ia juga diketahui membuka unit bisnisnya di Indonesia dengan bendera Oceanic Indonesia.
Cabang usahanya itu bergerak di bidang penggemukan sapi alias feedlot. Lokasinya tersebar di beberapa tempat di Indonesia seperti Lampung dan Banten dengan kapasitas 10 ribu hingga 15 ribu ekor.
6. Sukses berbisnis di berbagai bidang
Selain peternakan, bisnis Nisin Sunito juga merambah berbagai bidang seperti industri kertas, pengolahan limbah kertas, kimia, hingga properti.
Terlahir bukan dari keluarga konglomerat ternyata tidak menjadi penghalang bagi Nisin Sunito untuk mewujudkan impiannya sebagai pengusaha sukses di negeri perantauan Australia.
#akiditio #tionghoa #australia