Pelajaran dari Bjorka
Sosok Bjorka menjadi trending topik di twitter dan beberapa media sosial lainnya
Belum lama ini kita diributkan dengan sepak terjang seorang hacker dengan sebutan Bjorka, yang membocorkan dan menjual beberapa data pribadi tokoh-tokoh di Indonesia. Hal ini tentu menarik perhatian banyak pihak.
Sosok Bjorka menjadi trending topik di twitter dan beberapa media sosial lainnya. Tentunya ada yang mendukung dan yang tidak setuju dengan aksinya. Bahkan di salah satu forum Breached.to menyebut Bjorka sebagai “the media attractor” dalam utas buatannya.
Pemerintah Indoensia pun sampai merasa perlu untuk menaruh perhatian terhadap pertanyaan-pertanyaan dari berbagai pihak yang merasa terancam dengan aksinya tersebut. Pemerintah mengonfirmasi telah mengantongi identifikasi Bjorka. Namun sayang Menkopolhukam, Mahfud MD masih enggan membukanya kepada publik.
Baca juga: Ini Daftar Panjang Kebocoran Data di Indonesia
“Kita terus menyelidiki, gambaran pelaku sudah teridentifikasi dengan baik oleh BIN dan Polri. Tetapi belum bisa diumumkan. Gambaran-gambaran siapa dan di mana sudah punya alat untuk melacak itu semua,” kata Mahfud dalam sebuah konferensi pers minggu lalu, sebagaimana dikutip dari cnbcindonesia.com.
“Saya hanya ingin menunjukkan betapa mudahnya bagi saya untuk masuk ke berbagai pintu karena kebijakan perlindungan data yang buruk. Terutama jika dikelola oleh pemerintah,” tulis Bjorka di Twitter pada 10 September, menggunakan akun @Bjorkanism yang sekarang sudah ditangguhkan.
Di era digital sekarang ini memang tidak bisa dinafikan akan terjadi dan banyak lagi bjorka-bjorka lainnya yang tentu mempunyai tujuan dan motivasinya sendiri. Mereka pun bisa jadi tidak bekerja sendiri-sendiri, sangat mungkin mereka tergabung dalam sebuah kelompok-kelompok yang memiliki visi-misi sendiri.
Baca juga: Siap-siap WhatsApp Bakal Hapus Akun Anda Jika Ini
Jika dulu di abad kelima belas kita mengenal penyusup rahasia seperti ninja yang bekerja dalam senyap, maka tidak menutup kemungkinan para ninja di zaman sekarang adalah para hacker yang bisa meretas sistem-sistem yang ada dengan keahliannya.
Maka semua akan balik lagi kepada niat dan motivasinya, apakah karena kepentingan pribadi/kelompok yang dilayaninya atau untuk kepentingan untuk mengangkat nilai-nilai keadalian membela kaum yang tertindas sebagaimana para superhero di dunia Marvel.