Optimis, Masa Depan Industri Penerbangan akan Membaik

Dalam satu hari tidak kurang ada 100.000 penerbangan komersial

Sebelum pandemi Covid-19 terjadi ada 4,5 miliar penumpang di tahun 2019 yang melakukan perjalanan menggunakan pesawat terbang. Menurut majalah mingguan internasional terbitan Inggris The Economist, dalam satu hari tidak kurang ada 100.000 penerbangan komersial.

Begitu pandemi melanda angka-angka itu turus menurun. Penurunan yang tidak pernah diperkirakan orang sebelumnya.

Akhir tahun 2020 banyak maskapai yang tamat. Adanya pembatasan dan penutupan perjalanan membuat maskapai tidak mampu bertahan menanggung operasional bulanan. Lebih dari 43 maskapai yang sudah bangkrut seperti, Thai Airways, Avianca, Air Mauritius, Virgin Australia, Flybe, City Jet, Atlas Blobal, Air Italy, dan masih banyak lagi.

Baca juga: Akankah Garuda Indonesia Tamat

Kondisi ini tidak jauh berbeda dengan di Indonesia. Sebelum terjadi pandemi dalam sehari tercatat ada 1.000 sampai 1.100 penerbangan melalui Bandara Soekarno Hatta. Akhir tahun 2020 hanya sekitar 400 penerbangan. Sementara secara nasional hanya ada 1.500 sampai 2.000 penerbangan. Padahal dalam kondisi normal bisa mencapai 6.000 penerbangan.

Garuda, maskapai kebanggaan rakyat Indonesia juga dalam kondisi memprihatinkan. Maskapai pelat merah ini memiliki utang sebesar Rp70 triliun, dan terus bertambah Rp1 triliun setiap bulannya. Kini dalam keadaan menanti keputusan pemerintah. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir memberikan empat opsi untuk Garuda, salah satunya adalah likuidasi.

Ada harapan baru dengan hadirnya vaksin. Beberapa negara mengklaim telah mulai berhasil mengendalikan pandemi, setelah target vaksinasi warganya tercapai. Diharapakan secara bertahap akan memulihkan iklim industri penerbangan.

Baca juga: 7 Persiapan Traveling Yang Banyak Orang Lupakan

Dikutip dari reuters.com badan industri penerbangan global IATA memperkirakan bahwa total jumlah penumpang udara pada 2021 akan menjadi 52% lebih rendah daripada pada 2019, sedikit mengurangi perkiraannya dari Januari, karena pembatasan pandemi terus menghalangi perjalanan.

Sementara pada 2022, jumlah penumpang akan pulih ke 88% dari tingkat pra-pandemi yang diperkirakan kepala ekonom IATA Brian Pearce pada hari Rabu (28/5).

Selalu masih ada harapan. Semoga pandemi segera berakhir seperti yang diharapkan banyak orang.

Baca Lainnya
Komentar
Loading...