Nuruddin Ar-Raniry, Sufi yang Produktif Menulis

Sebagai ahli tarekat, ia tetap aktif bahkan sangat aktif di berbagai bidang

Bagi masyarakat Aceh nama Nuruddin Ar-Raniry tak asing. Ia dikenal sebagai ulama besar Nusantara, khususnya di Aceh. Ia menguasai berbagai bidang keilmuan Islam yang begitu luas, dari mulai ilmu fikih, hadits, hingga tasawuf.

Namanya diabadikan masyaraket Aceh sebagai nama Universitas Islam Negeri di Banda Aceh.

Ar-Raniry dikenal sebagai seorang sufi, ia merupakan penganut tarekat Rifa’iyah, walaupun sering pula dikaitkan dengan tarekat Alaydrusiyah dan Qadariyah.

Sebagai ahli tarekat, ia tetap aktif bahkan sangat aktif di berbagai bidang, dari mulai kemasyarakatan, politik, hingga pemerintahan. Karena itu, ia pernah menjabat sebagai Mufti (Qadi Malik al-‘Adil) di kerajaan Aceh pada masa Sultan Iskandar Thani.

Meski tergolong sibuk dengan aktivitasnya, tak menyurutkan Ar-Raniry untuk tetap tenggelam dalam dunia ilmu. Ia tetap produktif menulis. Karya-karyanya yang sudah diketahui secara pasti berjumlah 29 kitab dan manuskrip. Meliputi bidang ilmu fikih, hadis, akidah, sejarah, tasawuf serta sekte-sekte agama.

Ajaran Tasawuf Nuruddin Ar-Raniry

Ar-Raniry berbeda pandangan dengan para pengikut Hamzah Fansuri tentang ajaran “wujudiyah” yang bersumber dari paham “wahdah al-wujud” Ibnu Arabi. Menurutnya, wujudiyah dapat menyeret seseorang kepada kekafiran. Kritiknya ini ia sampaikan di dalam kitab-kitab yang ditulisnya.

Baca Lainnya
Komentar
Loading...