‘New Normal’ atau ‘Normal Baru’ merupakan istilah yang digunakan untuk menandai bahwa kehidupan normal akan dimulai kembali, meskipun pandemi Covid-19 belum benar-benar berakhir.
Hidup harus terus berlangsung. Perekonomian masyarakat juga harus tetap bergerak. Sementara pandemi masih belum menunjukkan tanda-tanda beranjak.
Akan ada banyak perubahan, bukan hanya dalam dunia kerja, tapi juga dalam kehidupan secara keseluruhan.
Tujuannya tak lain, penyesuaian. Manusia harus mampu menyesuaikan diri dengan keadaan. Mengurung diri di rumah tentu saja bukan pilihan, jika tak tahu sampai kapan.
Orang-orang harus segera kembali bekerja, dengan tetap menjaga diri dari penularan virus mematikan. Sebab, vaksin yang valid belum juga ditemukan. Mungkin masih harus menunggu 1-2 tahun ke depan.
Dalam situasi seperti ini, tentu saja dunia kerja butuh banyak skill tambahan. Orang-orang harus mampu meng-upgrade dirinya agar bisa bertahan di tengah persaingan.
Apa saja skill atau kemampuan yang penting untuk dikuasai di era ‘New Normal’, terutama bagi para profesional di berbagai bidang pekerjaan?
Pertama, Beradaptasi
Penulis buku tentang dunia karier, Roy Cohen, menulis dalam buku “The Survival Street Professional’s Wall Guide”, sebagaimana dikutip dari Topcareer, bahwa kemampuan beradaptasi bukan hanya dibutuhkan di dalam karier, tapi merupakan strategi hidup secara umum.
Perlu diketahui, akan ada banyak perubahan dalam kehidupan ‘New Normal’ atau bahkan setelah pandemi selesai sekalipun. Perubahan dan penyesuaian pun tampaknya akan berlanjut sampai seterusnya.
Kantor-kantor bakal menyesuaikan cara mereka bekerja, orang-orang yang terlibat di dalamnya pun mau tak mau harus berubah. Jika tidak, akan ditinggalkan. Dalam situasi ini, orang-orang yang mampu beradaptasilah yang akan bertahan.
Kedua, Kepemimpinan yang Kuat
“Hanya nahkoda yang cakap dan mumpuni yang dapat menyelamatkan kapal yang oleng agar tidak karam,” begitulah sebuah istilah mengatakan.
Di saat-saat krisis seperti ini hanya kepemimpinan yang kuat yang dapat membantu semua tim untuk bisa bertahan menuju tangga kesuksesan.
Apalagi ke depan, pola kerja dari rumah (work from home) atau sistem remote bakal menjadi tren di dunia kerja. Sejumlah perusahaan sudah meminta karyawan kerja dari rumah, minimal hingga akhir 2020. Ini menjadi tantangan tersendiri bagi kepemimpinan.
Bukankah hanya orang dengan skill kepemimpinan yang kuat yang dapat mengelola tim dari jarak jauh dan minim pertemuan fisik. Pemimpin harus bisa menginspirasi anak buah agar tetap kreatif dan produktif kendati mereka bekerja jarak jauh, tanpa pengawasan langsung.
Ketiga, Kemampuan Teknologi
“Teknologi adalah kunci. Karena dunia tempat kita bekerja saat ini didorong oleh inovasi teknologi yang tidak bisa lagi berbalik (mundur),” kata Roy Cohen.
Pandemi telah membawa banyak perubahan, terutama kesadaran orang-orang terhadap teknologi informasi (IT). Sekarang IT bahkan tidak lagi menjadi kebutuhan sekunder, khususnya di dunia kerja.
Setelah orang-orang melakukan WFH dan selalu terhubung dengan IT, sekarang terjadi gelombang transformasi digital besar-besaran.
Para pakar memprediksi, kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI), operasi internet, robot, dan sejenisnya bakal menjadi masa depan dunia kerja dan industri.
Sebab itu, salah satu skill yang dibutuhkan orang sekarang, di era pandemi ini, adalah kemampuannya memahami teknologi, sehingga membuat kerja mereka lebih efektif dan efisien.
Keempat, Kemandirian
‘New Normal’ mungkin juga berarti membuat orang-orang lebih banyak bekerja secara mandiri. Bekerja jarak jauh, meski dengan sebuah tim tentu saja membutuhkan kemandirian yang lebih.
Misalnya, memiliki peralatan pendukung secara mandiri, yang sebelumnya mungkin belum pernah kita miliki atau menggunakan peralatan kantor.
Mengelola, mengoperasikan, bahkan merawat perangkat kerja pun terkadang harus dilakukan secara mandiri.
Kelima, Kesabaran dan Tetap Terhubung dengan Allah
Skill kesabaran orang-orang hari ini harus lebih baik dari sebelumnya. Era pandemi merupakan masa-masa yang terkadang tidak mudah untuk melaluinya.
Tanpa skill kesabaran yang baik, orang akan mudah berputus asa dalam menghadapi segala hal yang mengalami banyak perubahan.
Kesabaran tentu saja harus dilatih terus menerus, salah satu kuncinya dengan tetap merasa diri terhubung dengan Allah dengan berzikir.
Ketika diri senantiasa merasa terhubung dengan Allah, maka kita meyakini bahwa semua hal yang terjadi ini dalam pengawasan-Nya dan atas kehendak-Nya.
Tugas kita sebagai hamba berusaha sebaik mungkin, menyesuaikan diri dengan situasi yang terjadi, agar mampu bertahan dan tetap bermanfaat untuk kehidupan.