Nasehat Pernikahan Rileks Gus Baha

Pokoknya nikah itu sudah ibadah, sudah menjadi sesuatu yang membanggakan

“Tugasnya mertua itu ya pokoknya sabar ikhlas. Gak usah berharap menantunya punya prestasi. Karena dulu jenengan (kamu) gak siap dituntut mertua, maka jangan menuntut menantu,” demikian ucap KH. Ahmad Bahauddin Nursalim saat memberikan nasehat pernikahan.

Jadi, mertua gak usah menuntut menantu. Mertua mesti ikhlas anak dan menantu melaksanakan sunnah Rasul.

Kiai yang akrab disapa Gus Baha itu beralasan bahwa nikah itu sunnah, tidak usah menunggu sukses. “Pokoknya nikah itu sudah ibadah, sudah menjadi sesuatu yang membanggakan,” ucapnya.

Sedangkan untuk kedua mempelai, Gus Baha berpesan agar jangan membahas hal yang serius.

Itu pesan kanjeng Nabi, bukan pesan saya. Jadi syaratnya nikah itu tidak boleh membicarakan hal yang serius. Karena di antara anjuran Rasulullah Saw itu ada 3 riwayat yang semua maknanya sama.

فَهَلَّا بِكْرًا تُلَاعِبُهَا وَتُلَاعِبُكَ

Sebagian riwayat mengatakan,

تُضَاحِكُكَ وَتُضَاحِكُهَا

Sebagian riwayat lain,

تداعبها وتداعبك

Jadi rumus nikah itu harus mula’abah. Mula’abah itu rileks membicarakan hal yang tidak penting.

Mula’abahnya Rasulullah itu kalau bersama istrinya benar-benar santai. Memanggil istrinya Aisyah dengan ungkapan Ya Humaira (yang kemerah-merahan). Ketika Aisyah meminta tontonan, li’bul habasyah (permainan orang Habasyah), itu juga disetujui oleh Rasulullah Saw.

“Jadi ciri utama pernikahan yang diridhai Allah adalah mula’abah,” ucap Rais Syuriah PBNU tersebut.

Teringat dawuh Mbah Moen, Gus Baha mengatakan bahwa ketika Allah mengharamkan menikahi musyrikah sebagaimana disebutkan dalam surah Al-Baqarah, Ayat 221,

وَلَا تَنكِحُواْ ٱلۡمُشۡرِكَٰتِ حَتَّىٰ يُؤۡمِنَّۚ

Dan janganlah kamu nikahi perempuan musyrik, sebelum mereka beriman.

Baca Lainnya
Komentar
Loading...