Nabi Musa Berbicara dengan Allah di Bulan Dzulqa’dah

Nabi Musa As. pernah berbicara dengan Allah Swt selama 40 hari

Nabi Musa As. pernah berbicara dengan Allah Swt selama 40 hari. Peristiwa ini dikenal sebagai momentum diturunkannya kitab suci Taurat yang terekam di dalam al-Qur`an surah al-A’raf, ayat 142.

“Dan telah Kami janjikan kepada Musa (memberikan Taurat) sesudah berlalu waktu tiga puluh malam, dan Kami sempurnakan jumlah malam itu dengan sepuluh (malam lagi), maka sempurnalah waktu yang telah ditentukan Tuhannya empat puluh malam. Dan berkata Musa kepada saudaranya yaitu Harun: Gantikanlah aku dalam (memimpin) kaumku, dan perbaikilah, dan janganlah kamu mengikuti jalan orang-orang yang membuat kerusakan,” (QS. al-A’raf: 142).

Para mufassir memperkirakan bahwa waktu 30 hari yang dimaksud itu terjadi di bulan Dzulqa’dah, sementara sepuluh malam tambahannya di bulan Dzulhijjah.

Itulah salah satu peristiwa luar biasa yang pernah terjadi pada bulan Dzulqa’dah, salah satu bulan dari 4 bulan yang diharamkan (asyharul hurum).

Keutamaan lain dari bulan Dzulqa’dah adalah, ia termasuk sebagai bagian dari bulan-bulan haji (asyhrul Hajj). Pada bulan tersebut, umat Muslim sah melakukan ihram untuk menunaikan ibadah haji.

Allah berfirman, “(Musim) Haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi,” (QS. al-Baqarah: 197).

Para mufasir berpendapat bahwa beberapa bulan yang dimaklumi itu dimulai dari bulan Syawwal, Dzulqa’dah dan Dzulhijjah.

Namun demikian pengertiannya bukanlah ibadah haji itu bisa dilakukan di bulan Syawwal saja, atau di bulan Dzul-Qa’dah saja. Sebab sesuai hadits Rasulullah Saw, puncak ibadah haji itu Arafah, yang jatuh pada 9 DzulHijjah. Diteruskan melontar jamarat pada 10, 11 dan 12 Dzulhijjah.

Baca Lainnya
Komentar
Loading...