Hingga hari ini sebagian besar sekolah masih belum juga mengizinkan para siswanya melakukan aktivitas belajar secara tatap muka di ruang-ruang kelas mereka. Sudah hampir setahun setelah Covid-19 melanda, dan belum tahu kapan semua akan kembali normal.
Belum ada data pasti, berapa banyak dari siswa yang merasa nyaman dan dapat menerima dengan baik pembelajaran secara online. Tapi diperkirakan jumlah yang sudah bisa beradaptasi dengan pembelajaran jarak jauh lebih sedikit ketimbang yang belum beradaptasi.
Kenapa demikian? Sebab pembelajaran online yang berjalan saat ini sama sekali tanpa perencanaan dan persiapan. Semua datang secara tiba-tiba saja gegara pandemi Covid-19.
Padahal jauh sebelum adanya pandemi, tren pembelajaran online sebetulnya sudah dikenalkan di berbagai belahan dunia. Hanya saja, ada negara yang sudah siap dan memiliki sistem yang baik,tapi banyak juga yang belum, Indonesia termasuk salah satunya.
Jadi, apakah mungkin pendidikan dengan sistem sepenuhnya online bisa diterapkan setelah pandemi berakhir?
Masa depan pendidikan online pasca-pandemi
Menurut Dr. Anil Sahasrabudhe, Ketua All India Council for Technical Education (AICTE), perpaduan antara keduanya, yakni sistem online dan offline (hibrida) tampaknya yang paling layak diterapkan.
India sendiri, dalam satu dekade sebelumnya telah merenovasi dirinya menjadi ‘information-intensive society’ atau masyarakat yang intensif dengan informasi. Sehingga ada ketentuan yang berkembang untuk memahami adanya prosedur teknologi di dalam wilayah pendidikan.
Dalam hal ini, adalah kebijakan-kebijakan yang mengarahkan sistem pendidikan pada penggunaan teknologi secara ekstensif dalam hal pengajaran dan pembelajaran, menghilangkan hambatan bahasa, meningkatkan akses, serta dalam perencanaan dan manajemen pendidikan.
Dr. Anil Sahasrabudhe mengatakan, pandemi telah memaksa orang untuk mengadopsi sistem pendidikan secara online, yang mungkin sebelumnya mereka tahu, tapi tidak pernah berusaha untuk menggunakannya atau belajar bagaimana menggunakannya.
Kenapa memadukan kedua sistem (online dan offline) adalah pilihan terbaik? Kata Dr. Anil, problem penanganan siswa di kelas virtual, berbeda dengan kelas offline atau kelas riil.
Dalam pembelajaran offline, murid diharuskan datang ke tempat belajar, baik berupa kelas atau ruang kuliah.
Sementara, dalam pembelajaran online, pembelajaran dapat diawasi dari mana saja di seluruh dunia. Peserta hanya perlu masuk ke jaringan internet dari tempat tinggal atau kantor mereka, atau bahkan dari kedai kopi di sekitar rumah mereka sekalipun.
Perbedaan berikutnya adalah soal fleksibilitas, di mana pembelajaran secara online biasanya memiliki skala waktu kreatif yang lebih panjang.
Meski terdapat beberapa perbedaan namun pada dasarnya manfaat belajar secara online maupun offline bisa dibilang sama. Sekarang kualifikasi online sama diakui secara internasional seperti halnya kualifikasi offline.
Manfaat pembelajaran online dibanding offline
Meskipun pembelajaran online saat ini telah menjadi metode yang disukai oleh sebagian besar pelajar dan mahasiswa, tapi kita jangan lupakan pentingnya manfaat dari pembelajaran secara offline.
Dengan pembelajaran online, pelajar atau mahasiswa dapat diuntungkan dengan belajar lebih santai dan fleksibel, tidak dibatasi ruang dan waktu.
Sementara dalam pembelajaran offline, orang lebih mudah untuk memastikan bahwa peserta pembelajaran mencurahkan perhatiannya kepada pelajaran.
Beberapa peserta pembelajaran juga bahkan merasa lebih mudah untuk mempertahankan kemahiran dan kemampuan yang telah mereka pelajari melalui latihan offline ketimbang melalui latihan online.
Jadi, meskipun pembelajaran online jauh lebih murah, lebih nyaman dan fleksibel, tapi satu kekurangan yang sebetulnya menjadi hal utama dalam proses belajar, yaitu kurangnya interaksi sosial.
Kekurangan pembelajaran online
Dengan kelas online, orang mungkin tidak bisa lagi sekadar ngopi pagi dengan teman sekelas, mengobrol kecil di koridor kelas, atau bahkan untuk waktu yang berharga selama kuliah yang panjang, di mana peserta pembelajaran dapat mengajukan pertanyaan kepada gurunya.
Dengan kata lain, pembelajaran online bisa menjadi sangat terisolasi, karena interaksi antar manusia dijaga seminimal mungkin. Dalam pendidikan online, keterlibatan antar siswa sangat rendah.
Terjadi diskusi atau pertukaran ide yang kurang spontan di kelas, karena semua orang duduk dengan nyaman di belakang layar. Layar telah menjaga jarak semua orang, baik secara virtual maupun secara hubungan batin.
Aspek lain dari pembelajaran online yang mungkin patut kita pertimbangkan adalah bahwa, jika menyangkut siswa yang lebih muda, adanya jarak dalam hubungan dengan orang lain ini, ternyata dapat menyebabkan kurangnya pengembangan keterampilan interpersonal.
Dengan pembelajaran offline, siswa yang lebih muda dapat menumbuhkan sifat toleransi dan semangat tim, dan yang terpenting adalah: rasa hormat.
Inilah yang mungkin sulit membuat pengaturannya jika pembelajaran dilakukan secara online. Untuk seorang guru juga, membangun ruang seperti itu secara online tentu sangatlah rumit.