Mukhlish dan Mukhlash

Kebaikan yang tampak di mata banyak orang belum tentu menjadi kebaikan di mata Allah

Sebagaimana firman Allah, “Iblis berkata: ‘Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan maksiat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba-Mu yang mukhlash di antara mereka,” (QS. al-Hijr: 39-40).

Orang yang mukhlash sudah pasti mukhlish, tapi orang yang mukhlis belum tentu mukhlash. Mukhlash adalah derajat tertinggi bagi manusia yang ikhlas.

Untuk mencapai level mukhlashin atau orang-orang mukhlash, seorang mukhlish harus terus menerus melatih dirinya (mujahadah), diuji terus-menerus keikhklasannya dalam segala amal dan perbuatannya (istiqamah).

Seorang ulama besar, Syekh Muhammad Nawawi Al-Bantany dalam kitabnya “Nashaihul ‘Ibad” membagi ikhlas pada 3 level:

Pertama, merupakan level paling tinggi, yaitu membersihkan perbuatan dari perhatian makhluk, di mana tidak ada yang diinginkan dengan ibadahnya selain menuruti perintah Allah dan melakukan penghambaan, bukan mencari perhatian manusia berupa kecintaan, pujian atau like, harta dan sebagainya.”

Kedua, di level kedua, orang yang beramal melakukan amalannya karena Allah, namun di balik itu ia berkeinginan agar dengan ibadahnya tersebut kelak di akhirat ia mendapatkan pahala yang besar dari Allah.

Beribadah dengan niat dan motivasi seperti ini saja masih dikategorikan sebagai ikhlas level dua, meskipun dibolehkan, mengingat Allah dan Rasul-Nya sering memotivasi hambanya untuk melakukan amalan tertentu dengan balasan pahala akhirat.

Baca Lainnya
Komentar
Loading...