Metamorfosis Kupu-kupu
Bermetamorfosis adalah cara mereka mempertahankan populasi
Salah satu tujuan dari proses metamorfosa serangga seperti kupu-kupu adalah menghindari terjadinya persaingan untuk mendapatkan makanan pada tahap kehidupan yang berbeda-beda.
Metamorfosa menjadi semacam strategi untuk bertahan hidup bagi populasi serangga, karena ulat yang merupakan cikal bakal kupu-kupu memakan makanan yang berbeda dengan kupu-kupu. Ulat mengunyah daun yang kaya nutrisi, sementara kupu-kupu hanya hanya perlu menyesap nektar bunga.
Pada akhirnya, orang tua dan keturunan mereka tidak bersaing untuk mendapatkan makanan, hal ini memungkinkan kedua tahap kehidupan (ulat dan kupu-kupu) berkembang secara mandiri. Bermetamorfosis adalah cara mereka mempertahankan populasi.
Kupu-kupu merupakan salah satu serangga yang mengalami metamorfosa secara sempurna atau holometabolisme. Ia berkembang dalam empat tahap: telur, larva (ulat), pupa (kepompong) dan dewasa.
Yang paling mencolok dari metamorfosis sempurna yaitu penampilan dan perilaku larva dari larva dewasa begitu sangat berbeda. Coba lihat perbedaan ulat dan kupu-kupu. Perilakunya sangat berbeda. Ulat memakan dedaunan dengan rakusnya seolah besok tidak ada hari lagi. Sementara kupu-kupu hanya mencecap nektar bunga sedikit saja.
Pada serangga yang mengalami metamorfosis tidak sempurna, larva atau disebut dengan nimfa. Banyak di antara mereka, seperti belalang atau capung, yang nimfanya terlihat dan berperilaku seperti serangga dewasanya hanya saja dalam versi kecil.
Apa hikmah dari semua itu?
Bila kita renungkan, setidaknya ada tiga hikmah yang dapat kita ambil dari kehidupan kupu-kupu.