Merenung Sejenak Bersama Bedi’uzzaman
Beliau mengatakan, jika kamu bersedia merenung, maka renungkanlah dirimu
Bedi’uzzaman Said Nursi rahimahullah berkata, “Kita telah menyaksikan bahwa seluruh makhluk, manusia, bahkan semua yang hidup memiliki kebutuhan yang berbeda dan kemauan yang beragam serta tak terbatas.”
“Segala kebutuhan yang tak terbilang dan kemauan yang terus ada sesuai waktunya, mengajarkan kita bahwa manusia dan seluruh makhluk tersebut terbatas (lemah) untuk dapat memenuhi kebutuhannya yang terkecil, terlebih lagi kebutuhan yang terbesar dan terluas.”
Beliau melanjutkan, “Jika kamu bersedia merenung, maka renungkanlah dirimu, pasti kamu akan menyadari bahwa dirimu tak kuasa mendatangkan banyaknya kebutuhanmu dan keinginanmu yang bersifat zahir (fisik) dan bathin (psikis).”
“Lalu bandingkan dengan keadaan seluruh makhluk hidup selainmu, niscaya sama (keadaannya), bahwa semuanya menyaksikan kelemahannya. Tak ada daya dan kekuatan melainkan semua atas kuasa dan kehendak Allah yang wajibul wujud.” (Al-Kalimat, hal. 769).
Jika dihayati, uraian di atas bisa menggugah kesadaran dan menyentuh qalbu. Menunjukkan betapa lemah dan butuhnya kita kepada Allah SWT sehingga tak sedetikpun hidup kita berlangsung tanpa rahmat dan karunia Allah.
Maka betapa sangat malunya jika qalbu dan lisan kita lalai dalam berzikir memuji keagungan-Nya. Badan kita lalai dari taat kepada-Nya. Padahal dalam setiap permulaan shalat kita berikrar, sesungguhnya shalat, ibadah, hidup dan mati kita, hanyalah untuk-Nya, Rabb pencipta dan penanggung segala hajat makhluk sepenjuru alam ini.
Bedi’uzzaman Said Nursi rahimahullah (1877-1960) merupakan salah seorang pejuang, pemikir dan tokoh sufi yang sangat berpengaruh di Turki, dalam master piece-nya Risalah An Nur memuat 130 tulisan yang dikemas dalam 4 jilid, Al Kalimat (The Words), Al Maktubat (The Letters), Al Lama’at dan Sya’a’at (Epitomes of Light).