Merasakan Puasa 19 jam di Belanda
Semakin ke sini, di pertengahan puasa, secara drastis beranjak naik mencapai 18 jam
AMSTERDAM – Di mana pun bumi dipijak, di situ pun langit dijunjung. Artinya di mana pun kita berada, kita harus menghormati dan mengikuti adat istiadat, budaya, peraturan dan hukum yang berlaku di tempat itu.
Sekarang saya berada di Belanda. Maka saya harus mengikuti adat istiadat, budaya, peraturan, dan hukum yang berlaku di Belanda. Tentunya yang positif. Bukan sengaja mengikuti yang negatif, atau istilahnya aji mumpung berada di Belanda. Termasuk hukum dan waktu berpuasa. Harus ikut waktu Belanda, bukan waktu Indonesia.
Selama satu bulan penuh saya akan berpuasa di Belanda. Hingga sekarang ini, 16/5/2019 waktu berpuasa di Belanda beranjak naik secara drastis. Hari ini mulai berpuasa pukul 03.46 dan berbuka pukul 21.32 waktu Belanda. Setiap hari waktu shubuh bertambah naik 2 menit. Sedangkan waktu berbuka semakin naik setiap harinya antara 1-3 menit. Alhasil, waktu berpuasa semakin panjang.
Ketika pertama kali saya datang ke Belanda, waktu berpuasa dimulai dari pukul 04.18 sampai 21.07, artinya berpuasa masih 17 jam. Semakin ke sini, di pertengahan puasa, secara drastis beranjak naik mencapai 18 jam. Apalagi nanti di akhir-akhir puasa, akan bertambah panjang lagi waktu berpuasanya menjadi 19 jam, yaitu dimulai berpuasa pada pukul 03.19 sampai 21.52.
“Ya Allah berilah kami kekuatan iman dan kesabaran dalam menjalankan puasa di Belanda.” Do’a saya.
Berpuasa di Belanda memang unik. Menahan lapar dan dahaga menjadi tidak terasa berat karena kondisi cuaca yang dingin. Di dalam ruangan kamar pun meskipun tidak memakai AC dan kipas angin tetap terasa dingin. Sehingga mengundang rasa dan keinginan yang lain, tidur. Mudah-mudahan menjadi tidur yang bernilai ibadah, karena tidurnya orang yang berpuasa adalah ibadah.