Ada banyak istilah yang digunakan dalam dunia industri dan bisnis saat ini, salah satunya istilah Creativepreneur.
Creativepreneur merupakan gabungan dua kata: creative dan entrepreneur, secara sederhana dapat diartikan sebagai pelaku usaha kreatif.
Kreativitas dan Inovasi saat ini menjadi kata kunci dan tuntutan utama untuk mempertahankan dan mengembangkan bisnis. Terlebih, ketika hampir semua sektor kehidupan terdampak oleh pandemi Covid-19.
Pondasi utama dari Creativepreneur adalah kreativitas dan inovasi. Sebab itu, di era milenial dan Gen-Z Creativepreneur begitu berkembang karena karakter milenial dan Gen-Z yang paling menonjol adalah kreativitas dan kebebasan mengembangkan ide.
Banyak sekali contoh-contoh bisnis atau profesi yang muncul dari kalangan milenial dan Gen-Z, yang mungkin tidak pernah terpikir oleh generasi sebelumnya, rata-rata di bidang industri kreatif. Di antaranya seperti Buzzer, Social Media Officer, Professional Shopper, Food Stylist dan banyak lagi.
Sejumlah nama-nama seperti Keenan Pearce (Proyek Euphoria), Putri Tanjung (Creativepreneur), atau Edward Trinata (Kopi Kenangan), kerap menjadi contoh generasi muda di Indonesia yang dikenal sebagai creativepreneur.
Ekonomi Kreatif
Istilah Creativepreneur selalu erat kaitannya dengan ekonomi kreatif. John Howkins dengan buku “The Creative Economy: How People Make Money from Ideas” dianggap sebagai orang yang pertama kali mengenalkan istilah ekonomi kreatif.
Howkins telah melihat lahirnya gelombang ekonomi baru yang berbasis kreativitas sejak tahun 1997, di mana Amerika menghasilkan produk-produk Hak Kekayaan Intelektual (HKI) senilai sekitar 414 miliar dolar. HAKI akhirnya menjadi barang ekspor nomor wahid di Amerika.
Howkins sendiri mengartikan ekonomi kreatif sebagai “penciptaan nilai (value) sebagai hasil dari ide”. Dia menjabarkan bahwa ekonomi kreatif adalah kegiatan ekonomi di dalam masyarakat yang menghabiskan sebagian besar waktu untuk menghasilkan ide, tidak sekadar melakukan hal rutin yang terus berulang. Bagi masyarakat kreatif, menghasilkan ide adalah hal yang harus dilakukan untuk meraih kemajuan.
Senada dengan Howkins, United Nations Conference on Trade and Development mendefinisikan ekonomi kreatif sebagai, “Konsep yang berkembang berdasarkan aset kreatif yang berpotensi menghasilkan pertumbuhan dan perkembangan ekonomi.”
Lebih spesifik, Department of Culture, Media, and Sport (DCMS) Inggris mendefinisikan ekonomi kreatif sebagai industri yang bersumber dari kreativitas, keterampilan dan bakat individu, serta yang memiliki potensi kekayaan dan penciptaan lapangan kerja melalui pembangkitan dan eksploitasi kekayaan intelektual serta konten.
Dari beberapa pengertian di atas, terlihat bahwa peran Creativepreneur sangat penting untuk menumbuhkan geliat ekonomi kreatif.
Lantas, bagaimana seseorang bisa menjadi seorang Creativepreneur? Mengutip sgu.ac.id, ada beberapa tips yang bisa Anda lakukan untuk menjadi seorang Creativepreneur:
1. Ide yang luar biasa (Extraordinary)
Mendapatkan ide bisnis merupakan hal mendasar untuk memulai Creativepreneur. Dan, untuk berhasil di bidang ini, Anda harus memiliki ide yang unik namun realistis untuk dikerjakan.
Anda tidak perlu membuat sesuatu yang baru, tapi kembangkan konsep bisnis lama agar menjadi lebih kekinian. Contohnya, Nadiem Makarim yang memulai bisnis Gojek. Ojek bukan barang baru di Indonesia, tapi Makarim memadukannya dengan teknologi sehingga bisa mendapatkan nilai tambah.
2. Ketahui Apa yang bisa Anda berikan kepada masyarakat
Creativepreneur adalah orang-orang membangun bisnis dengan misi, passion, dan tujuan pribadi. Mereka menjalankan bisnisnya dari prinsip kreatif, menggunakan tim digital, dan berbagai tools yang mendukung untuk memperluas pendapatan serta pengaruh mereka.
Co founder Kopi Kenangan, Edward Tirtanata punya misi untuk menyediakan kopi berkualitas dengan harga terjangkau. Edward awalnya ingin menghilangkan dominasi merek kopi internasional di pasar lokal.
Seorang creativepreneur mau mengambil risiko finansial untuk membangun aset, dengan harapan menghasilkan keuntungan, tapi dengan beberapa perbedaan, yakni bahwa misi pribadi Anda dapat berdampak pada masyarakat dan pada penghasilan Anda.
3. Punya mentor
Banyak pebisnis sukses yang punya mentor dalam menjalankan bisnisnya. Menjalankan bisnis tidak hanya tentang mengetahui teori. Mentor adalah orang yang sudah berpengalaman sehingga bisa membantu Anda menyelesaikan ide bisnis, mengimplementasikannya, dan mengetahui cara mendapatkan pendanaan.
Bisnis kecil sekalipun jika menerima pendampingan maka bisa mencapai pendapatan yang lebih tinggi dan pertumbuhan.
Pengusaha sukses seperti Bill Gates sekalipun punya mentor. Dia belajar dari Warren Buffet tentang investasi dan apa yang dapat dilakukan untuk membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik.
4. Menguasai data analitik
Data analitik adalah pendekatan baru yang ampuh untuk memecahkan masalah bisnis dan meningkatkan proses bisnis dengan data, teknologi, dan kekuatan matematika. Data analitik akan membantu Creativepreneur sukses dan meningkatkan bisnisnya di masa depan.
Data analitik diperlukan untuk membantu menjalankan bisnis dengan lebih efektif. Misalnya, Anda bisa mendapatkan informasi tentang bisnis apa saja yang menarik atau dibutuhkan saat ini. Selain itu, data analitik juga membantu Anda mencapai target bisnis. Anda misalnya, dapat menganalisis konsumen sasaran, cara yang paling efektif untuk mempromosikannya, serta bagaimana cara menjangkau audiens Anda?
Media sosial seperti Instagram memiliki fitur data analitik. Fitur ini membantu pengiklan di media sosial itu untuk mengetahui sejauh mana strategi media sosial Anda. Inilah salah satu alasan kenapa Instagram menjadi media pemasaran yang banyak digunakan saat ini.