Mengubah Limbah Sawit Menjadi Layar Ponsel

Dunia industri selalu mencari berbagai macam kemungkinan. Sementara, ilmu pengetahuan dan teknologi selalu mencari dan memberikan jawaban.

Termasuk kemungkinan untuk membuat layar ponsel dari bahan yang ramah lingkungan: limbah kelapa sawit.

Layar ponsel selama ini terbuat dari bahan yang didominasi substrat yang berasal dari bahan gelas. Mudah sekali retak. Di sinilah kata kuncinya. Membuat layar ponsel agar tidak mudah retak.

Selain ramah lingkungan, limbah kelapa sawit juga bisa menjadi alternatif bahan layar ponsel yang lebih fleksibel sehingga tidak mudah retak.

Adalah Amanda Septevani, perempuan muda, peneliti asal Indonesia yang punya ide tersebut.

Ia mengembangkan penelitiannya yang berasal dari nanoselulosa. Kemudian dari nanoselulosa dijadikan lapisan tipis. Setelah itu di-ultrafiltrasi lalu di-hotpress, kemudian dikeringkan menjadi lapisan tipis yang sifatnya lebih fleksibel.

“Karena sifatnya lebih fleksibel, tentu harapannya ketika nanti diaplikasikan ke layar elektronik (seperti ponsel), dia akan bisa menjawab tantangan masalah layar yang mudah pecah,” jelas Amanda, mengutip dw.com.

Amanda bekerja dan meneliti di Pusat Penelitian Kimia, LIPI. (Foto: Maulana Rizki Djaffar/DW)

Amanda yang saat ini merupakan peneliti LIPI, merupakan ahli kimia lulusan Australian Institute for Bioengineering and Nanotechnology. Keahliannya memang mengembangkan layar alat elektronik dari limbah biomassa.

Layar yang dikembangkan dengan teknologi nanoselulosa alias transformasi kandungan pada tumbuhan setelah melalui proses teknologi nano, memiliki banyak keunggulan dibanding layar konvensional.

Menurutnya, penelitian ini terinspirasi dari kegiatan yang biasa dia lakukan saat dirinya merampungkan studi S3 di Australia.

“Jadi, saat di Australia saya mengembangkan material yang sama, yaitu nanoselulosa yang berasal dari rumput-rumput liar yang ada di Australia. Tapi ketika saya pulang tentunya tidak relevan. Oleh karena itu saya berusaha memikirkan aplikasi lain,” kisahnya.

Layar untuk alat elektronik seperti ponsel yang diciptakannya ini berasal dari limbah pertanian dan perkebunan, seperti tandan kosong kelapa sawit. Limbah pertanian lainnya juga berpotensi menjadi bahan, seperti tongkol jagung atau serat kenaf.

Indonesia Target Pasar Smartphone Terbesar

Saat ini Indonesia termasuk sebagai konsumen smartphone terbesar di Asia, dan trennya terus naik.

Data Pew Research tahun 2019 saja menyebut, dari anak muda Indonesia usia 18-34 tahun yang disurvei, kepemilikan smartphone naik dari 38% di tahun 2015 menjadi 66% di tahun 2018.

Kepemilikan smartphone pada generasi yang lebih tua juga terus mengalami kenaikan. Pada usia 50 tahun ke atas, diketahui kepemilikan smartphone naik 11% antara tahun 2015 hingga 2018.

Indonesia memang merupakan pasar terbesar di Asia bagi berbagai macam produk teknologi, termasuk smartphone. Tapi, apakah seterusnya mau menjadi konsumen?

Inilah cara pandang yang ingin diubah oleh perempuan bernama Amanda. Juga agar menjadi menginspirasi bagi anak-anak muda Indonesia lainnya.

“Saya berharap kita tidak membatasi diri kita, ruang gerak kita dalam memberikan kontribusi terhadap perkembangan inovasi di indonesia. Saya percaya bahwa perempuan peneliti di Indonesia memiliki kapasitas dan capability yang bagus untuk bisa maju dan bisa bersaing di dunia internasional,” pesan Amanda.

Baca Lainnya
Komentar
Loading...