Jumat, 6 Agustus 2021 Satgas Lawan Covid-19 DPR RI melakukan peninjauan ke PT Etana Biotechnologies Indonesia atau dikenal dengan Etana di kawasan Industri Pulo Gadung Jakarta Timur.
Kunjungan tersebut tampaknya bakal menjawab pertanyaan banyak masyarakat selama ini, tentang kenapa Indonesia tidak bisa membuat vaksin sendiri.
Memang, selama ini jutaan dosis vaksin diimpor dari luar negeri seperti Amerika Serikat, Australia, hingga Tiongkok.
Koordinator Satgas Covid-19 Sufmi Dasco saat mengunjungi pabrik Etana mengatakan, para anggota DPR ingin meninjau pengembangan vaksin Covid-19 dan beberapa produk obat berbasis bioteknologi lainnya.
Dasco yang juga Wakil Ketua DPR RI menginformasikan, pengembangan vaksin asli Indonesia tersebut sudah memasuki uji fase ketiga sebelum nantinya diproduksi secara lokal untuk masyarakat Indonesia.
“Sebentar lagi dari pabrik ini ada Etana Vaksin yang juga dikembangkan secara biologi. Saat ini akan memasuki uji fase ketiga yang nantinya bisa membantu proses penyebaran vaksinasi atau kebutuhan vaksin di Indonesia,” kata Dasco.
Salah satu keunggulan dari vaksin tersebut adalah dapat disimpan pada suhu 2 hingga 8 derajat Celcius sehingga mudah disimpan di kulkas biasa.
Uji klinis vaksin diharapkan dapat dilakukan akhir tahun ini di Indonesia. Etana Vaksin diproduksi oleh PT Etana Biotechnologies.
Saat ini Indonesia memang tengah mempercepat proses vaksinasi Covid-19 dengan memperbanyak pengadaan vaksin.
Untuk memenuhi kebutuhan vaksin, Indonesia juga mengembangkan vaksin dalam negeri, di antaranya Etana dan Vaksin Merah Putih.
Pengembangan vaksin terus didorong oleh sejumlah kalangan termasuk DPR.
Di tengah keterbatasan stok vaksin yang terjadi saat ini memang harus didorong pembuatan vaksin dalam negeri karena hal ini tidak hanya berkaitan dengan kesehatan tapi juga kedaulatan.
#vaksin #merahputih #covid19