Mengenal Gerakan Nasional Literasi Digital Kemkominfo

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) baru saja meluncurkan sebuah gerakan bernama Gerakan Nasional (Gernas) Literasi Digital. Target sasarannya sekitar 12,4 juta masyarakat Indonesia dengan waktu selama 8 bulan ke depan.

Gernas Literasi Digital ditandai dengan peluncuran 4 kurikulum literasi digital oleh Kemenkominfo, yakni: Budaya Bermedia Digital, Aman Bermedia Digital, Etis Bermedia Digital dan Cakap Bermedia Digital.

Kurikulum literasi digital ini rencananya akan disebar ke 34 provinsi di seluruh Indonesia.

“Karena melibatkan 12,4 juta masyarakat, maka akan dilakukan di dalam lebih dari 20.000 kegiatan,” kata Menkominfo Johnny G. Plate dalam keterangannya, Sabtu (17/4).

Menkominfo berharap, program Gernas Literasi Digital ini dapat terus digelorakan, agar masyarakat Indonesia bisa melek secara digital.

Peluncuran empat pilar kurikulum dan Modul Literasi Digital tersebut dilakukan di Surabaya, Jawa Timur yang dihadiri oleh Gubernur Provinsi Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.

Seperti apa sih Gernas Literasi Digital?

Gernas Literasi Digital bertujuan membagikan sejumlah skill atau kecakapan untuk mengenal dinamika era digital.

Kecakapan tersebut merupakan sesuatu yang mutlak diketahui masyarakat agar tidak melewatkan momentum era digital. Masyarakat harus menggunakan momentum era digital dengan baik dan maksimal.

Akan ada sebanyak 20 ribu kegiatan dilakukan untuk melakukan promosi empat pilar kurikulum dan modul Literasi Digital itu. Kegiatan-kegiatan tersebut merupakan hasil kerja sama Kemenkominfo dengan pemerintah-pemerintah daerah, Gerakan Nasional Literasi Digital Siberkreasi, hingga 110 lembaga dan organisasi kemasyarakatan lainnya.

Menteri Johnny menyatakan bahwa kebutuhan akan sumber daya manusia (SDM) yang handal di bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) saat ini sangat mendesak diupayakan secara masif, kolaboratif, dan berkelanjutan.

Menurut Data Bank Dunia, Indonesia saat ini tengah mengalami digital talent gap atau kesenjangan talenta digital, di mana Indonesia membutuhkan 9 juta talenta digital dalam 15 tahun atau rata-rata 600 ribu talenta digital setiap tahunnya.

Menyadari kebutuhan tersebut dan cakupan negara Indonesia yang begitu besar, Kemenkominfo menggunakan pendekatan mencakup tiga tingkatan kecakapan digital.

Di level advanced atau tingkat lanjutan, program Digital Leadership Academy (DLA) diinisiasi untuk meningkatkan kapasitas pembuat kebijakan digital (digital decision maker) baik di sektor publik maupun privat.

Program tersebut ditujukan untuk 300 leaders dan dilakukan secara daring dengan menggandeng pusat-pusat pengembangan ekosistem digital global di Tiongkok, India, Singapura, Estonia, Amerika Serikat, dan sebagainya.

Di level menengah (intermediate digital skill), program Digital Talent Scholarship (DTS) juga diadakan untuk memberikan pelatihan teknis bagi para angkatan kerja muda, lulusan baru, profesional, dan elemen masyarakat lainnya.

Program ini mengajarkan berbagai kecakapan khas era digital seperti artificial intelligence, machine learning, cloud computing, cybersecurity, digital entrepreneurship, digital communication, dan sebagainya.

Tahun 2021, pemerintah Indonesia lewat Kemenkominfo akan memberikan 100 ribu beasiswa DTS untuk masyarakat dengan tema-tema tersebut.

Baca Lainnya
Komentar
Loading...