Dalam tarekat kita bisa mengenal banyak nama-nama tarekat. Syekh Fathurrahman mencontohkan ada tarekat Muhammadiyah, ada tarekat Syadziliyah, ada tarekat Qadiriyah, ada tarekat Idrisiyyah, ada tarekat Sanusiyah dan yang lainnya.
Mursyid Tarekat Idrisiyyah tersebut dalam satu channel YouTube tarekat Idrisiyyah bercerita bahwa ada seorang Mursyid Tarekat yang begitu konsen mendalami dunia tasawuf dan tarekat. Namanya adalah Syekh Muhammad Ibn Ali As Sanusi.
“Beliau melanglang buana dari satu tarekat satu ke tarekat lainnya. Mendalami tarekat yang ada di Timur Tengah, sampai pada akhirnya beliau tuangkan pengalamannya itu dalam satu buku. Yang beliau beri judul As Salsabilul Muin fith Tharaiqil Arba’in,” imbuhnya.
Syekh Fathurrahman melanjutkan bahwa Syekh Muhammad bin Al As Sanusi menulis 40 tarekat yang ada di Timur Tengah di abad ke 19 dalam kitab karangannya tersebut.
Penisbatan Nama Tarekat
Syekh Fathurrahman menjelaskan bahwa penisbatan tarekat itu kepada Mursyid yang meletakkan dasar-dasar tasawuf. Yakni tasawuf yang bersumber dari Al Qur’an, As Sunnah dan Aqwalul Ulama (pendapat para ulama).
Bagaimana merumuskan tarekat, bagaimana dirumuskan tasawuf menjadi tarekat-tarekat yang berkembang. Di sini tarekat tujuannya ialah agar memudahkan umat.
Para ulama ahli sufi membuat aturan, perjalanan-perjalanan untuk membina umat dalam rangka mempelajari dan mengamalkan ilmu tasawuf.
“Jadi jangan bingung dengan banyak nama (tarekat). Contoh saja, kalau orang membuat pesantren. Supaya lebih mudah identitasnya suka dinisbatkan kepada pendirinya. Ada pesantren misalnya Kiai Qusyairi, maka pesantrennya disebut Ma’had Qusyairiyah. Jadi sebetulnya untuk memudahkan saja bukan kewajiban,” terangnya lebih lanjut.
Ketika orang ingin mengetahui ajaran tasawuf Syekh Abdul Qadir Al Jailani. Dinisbatkanlah nama beliau kepada pengikutnya dan sekaligus kepada tarekatnya yaitu Qadiriyah.
Saat tarekat kian berkembang, maka ulama membuat aturan mengenai tarekat yang mu’tabarah. Tarekat Mu’tabarah ialah tarekat yang sebenarnya, yang dibentengi dengan Al Qur’an dan As Sunnah serta mengikuti jejak langkah spiritual para nabi dan orang-orang pilihan.