Mengajarkan Cinta sebagai Pondasi Beragama

Kewajiban orangtua kepada anaknya adalah mengajarkan pendidikan agama

Kewajiban orangtua kepada anaknya adalah mengajarkan pendidikan agama. Allah SWT berfirman, “Wahai sekalian orang-orang beriman, jagalah diri kalian dan keluarga kalian dari (siksa) api Neraka, (QS. At-Tahrim, 66: 6).

Imam Ali bin Abi Thalib RA, menjelaskan maksud ayat di atas adalah perintah mengajarkan anak-anak pelajaran agama (Lihat: Tafsir Ibnu Katsir). Maka mengajarkan pelajaran agama kepada keluarga (anak-anak) menurut ayat ini wajib hukumnya bagi kedua orang tua.

Menurut kaidah ilmu Al-Quran atau ilmu Ushul Fiqih, perintah pada ayat di atas bersifat Umum (Al-’Am). Oleh karena itu kewajiban berlaku bagi setiap anggota keluarga dan bukan hanya kewajiban orangtua kepada anak.

Jika anak memiliki pemahaman agama lebih dari orangtua maka kewajiban menjaga berlaku bagi anak kepada orangtua. Bagi kakak kepada adiknya, atau adik kepada kakaknya, suami kepada istri atau istri kepada suaminya. Dengan demikian satu sama lain, saling menjaga dari siksa api neraka.

Mengenai pendidikan anak, Rasulullah SAW telah mengarahkan orangtua untuk menegakkan pondasi awal dalam memulai pendidikan anak-anaknya. Melalui Imam Ali bin Abi Thalib RA disampaikan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Ajarkan kepada anak-anak kalian tiga hal; mencintai Nabi kalian, mencintai keluargaku, dan membaca Al-Quran.” (HR. Tahbarani).

Mencintai Nabi Muhammad SAW merupakan pondasi utama bagi seorang Muslim, anak didik, untuk kemudian dengan pondasi ini dia akan menunjukkan sikap yang pantas, yaitu mengikuti dan mengamalkan ajaran Rasulullah SAW. Hal inilah yang kemudian mengantarkan seorang hamba untuk naiki derajat Mahabbatullah (Cinta Allah SWT).

Sebagaimana firman-Nya, “Katakanlah (Muhammad), Jika kalian (benar-benar) mencintai Allah maka ikutilah aku niscaya Allah mencintai kalian dan mengampuni dosa-dosa kalian.” (QS. Ali Imran, 3: 31).

Mencintai keluarga Nabi Muhammad SAW juga bagian dari bukti cinta dan taat kepada Nabi Muhammad SAW, karena selain ini sebuah bentuk perintah juga merupakan satu perilaku yang pantas bagi seseorang yang mengaku cinta Nabinya, tentu dia juga harus mencintai orang yang dicintai oleh Nabinya. Sebagaimana beliau sendiri mencontohkan, bahwa cintanya kepada Allah SWT beliau tunjukkan dengan mencintai seluruh makhluk Allah SWT.

Bagaimana dengan membaca Al-Quran? Al-Quran itu merupakan bukti cinta Allah kepada makhluk-Nya, dan cara Allah menggambarkan cinta-Nya, maka dengan membaca Al-Quran seorang hamba seperti membaca lembaran cinta dari Sang Maha Mencintai.

Al-Quran yang disampaikan kepada hamba-Nya yang terkasih dan terpilih yaitu Nabi Muhammad SAW yang kemudian beliau mentransformasi cinta Allah SAW kepada seluruh makhluk-Nya di alam dunia dalam bentuk ungkapan lisan, tindakan dan keputusan.

Maka dengan mengamalkan hadis Nabi Muhammad SAW tentang tiga hal yang harus diajarkan kepada anak-anak dan keluarga diharapkan tiga hal tersebut dapat menjadi pondasi awal yang membentuk kepribadian Muslim dan Mukmin yang holistik (syamil), berkeadilan (adil) dan moderat (wasathiyah).

Ingatlah doa yang Nabi Muhammad SAW pernah ajarkan, “Duhai Allah, aku memohon (anugerah) cinta kepadaMu, dan cinta kepada hamba yang mencintai-Mu, dan cinta amal yang mengantarku menuju cinta-Mu. (HR. Ahmad).

Komentar
Loading...