Memulai Usaha Saat Resesi, Apakah Tepat?
Diperkirakan, 5 juta pengangguran baru bakal lahir, menurut proyeksi Kadin Indonesia
Indonesia sudah berada di tebing jurang resesi akibat pandemi Covid-19. Diperkirakan, 5 juta pengangguran baru bakal lahir, menurut proyeksi Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia.
Menurut Ketua Kadin Indonesia Rosan Roeslani, kepada media Kamis (24/9/2020), pertumbuhan ekonomi Indonesia yang berada pada minus 1,7% dan 0,6% akan meningkatkan kemiskinan dan pengangguran secara signifikan.
Menurutnya, sekarang pengangguran berjumlah kurang lebih 7 juta orang, dan akan bertambah lebih dari 5 juta lagi. Oleh karena itu, ke depan penciptaan lapangan kerja menjadi penting.
Pertanyaannya, apakah tepat memulai suatu usaha atau bisnis pada saat resesi ekonomi?
Dane Strangler dari Pusat Kebijakan Bipartisan di Washington DC, sebagaimana dikutip entrepreneur.bisnis.com, menunjukkan bahwa banyak perusahaan terbaik dan berumur panjang, justru didirikan pada saat krisis.
Dari mulai General Motors (GM), Burger King, CNN, Uber, hingga Airbnb, perusahaan-perusahaan tersebut didirikan selama krisis ekonomi.
GM berdiri tahun 1908, ketika ekonomi AS dalam kekacauan setelah krisis keuangan “Panic of 1907”.
Burger King membuka restoran makanan cepat saji pertamanya pada 1953, ketika AS kembali mengalami resesi, begitu juga CNN yang memulai siaran beritanya pada tahun 1980, ketika inflasi AS mencapai hampir 15%.
Adapun Uber maupun Airbnb memulai bisnisnya selama krisis keuangan global tahun 2007-2009.