Memulai Kebiasaan Menulis
Karena ada nilai yang bisa didapat dari kemampuan menulis
Menulis adalah pondasi membangun kesuksesan. Percayalah, apakah Anda sedang mengerjakan rencana bisnis, merencanakan pemasaran, memulai sebuah blog atau website, buletin atau menulis eBook, menulis selalu merupakan langkah pertama.
Pada awalnya menulis memang tampak menakutkan bagi sebagian orang karena berbagai alasan. Tapi itu memang setimpal, karena ada nilai yang bisa didapat dari kemampuan menulis. Yaitu, pemikiran Anda akan menjadi lebih jernih; ide Anda akan keluar serta dilihat dan diakui dunia.
Bagaimanapun dengan kemampuan menulis, Anda maupun bisnis Anda akan mendapatkan keuntungan.
Lalu, bagaimana untuk memulai kebiasaan menulis?
1. Mulailah Menulis
Prioritas pertama adalah memulai. Ambil perangkat atau alat yang akan menandai memulai halaman pertama. Lupakan yang lain dulu. Lupakan mencari topik.
Lupakan juga dulu tetang bagaimana menerbitkannya, bagaimana riset, editing dan lain sebagainya. Hanya ada satu hal yang penting Anda butuhkan, mulai merangkai kata-kata satu per satu.
2. Lawan Hambatan
Hambatan mungkin akan muncul di sepanjang jalan. Maka itu persiapkan mental untuk itu. Obsesi-obsesi aneh mungkin akan bersekongkol untuk menghentikan Anda. Jangan dengarkan mereka.
Ketika Anda memperbanyak rasa penasaran, justru waktu dan perhatian Anda akan tersedot ke referensi atau Wikipedia. Sebaiknya, Anda memiliki lebih banyak waktu untuk menuliskan.
Sebab ketika Anda menjadi haus informasi, justru ketakutan akan ketidaktahuan muncul. Anda akan terjebak untuk terus menggali informasi. Sementara tugas Anda menulis terhambat.
Anda juga sebaiknya tidak terhambat dengan lingkungan yang kurang nyaman untuk menulis, perangkat yang kurang memadai, blog yang tidak premium, atau lain sebagainya. Lawan semua kerumitan Anda itu. Sebab untuk memulai menulis, detil tidak begitu penting. Menulis saja!
3. Edit, Publikasikan!
Setelah Anda menyelesaikan draf pertama, sisihkan setidaknya beberapa jam sebelum membacanya. Berjanjilah pada diri untuk tidak putus asa. Anda harus menyadari bahwa draf pertama seringkali sangat buruk.