Masakan Halal di Guangzhou
Seorang muslim diperintahkan dalam Al Qur'an untuk memakan makanan yang halal
GUANGZHOU – Sebagai seorang muslim diperintahkan dalam Al Qur’an untuk memakan makanan yang halal. Bukan hanya halal dari segi bentuknya, tetapi juga halal dalam cara mendapatkannya. Karena bisa jadi bentuknya halal seperti ayam, kambing, ikan, sayur dan lain-lain, tetapi cara mendapatkannya dengan mencuri, maka makanan itu tetap tidak halal.
Sudah halal bentuk dan caranya, ada perintah selanjutnya yang thayyib. Thayyib di sini berarti baik akibatnya. Dampak setelah mengkonsumsi makanan itu. Apakah akan menyehatkan dan memberi manfaat atau membahayakan dan menimbulkan penyakit. Daging kambing halal, tetapi bagi yang mengeluhkan penyakit tertentu tidak thayyib. Maka Al Qur’an mengajarkan makan dan minumlah dari rejeki Allah dengan halal dan thayyib (Q.S. al-Maidah/5: 88).
Makan siang di China, khususnya di Guangzhou tidak terlalu mengkhawatirkan, karena terdapat restauran dijamin halal masakannya. Pegawainya adalah muslim dan muslimah yang berpenampilan menarik dan meyakinkan. Tergambar pada menu-menu masakannya dan cara penyajiannya.
Setelah melakukan ziarah di makam Sa’ad bin Abi Waqqosh dan shalat Zuhur berjamaah di masjid Abi Waqqosh, rombongan ziarah mencari makan siang. Alhamdulillah, tour guide sudah memesankan makan siang di restauran Abdullah. Dari penampakannya, benar-benar meyakinkan bahwa restauran ini hanya menyediakan makanan halal. Mulai dari seafood, daging, ayam dan sayur-sayurnya.
Ziarah ini dilakukan pada hari Ahad (10/3). Dari Macau ke Guangzhou begitu lancarnya melalui jalan tol. Sekitar kurang lebih dua jam rombongan ziarah sampai di tempat ziarah. Bertepatan dengan tibanya saat sholat dzuhur di sana, pukul 13.30 waktu China.