Larangan Sunan Kudus Menyembelih Sapi
Tidak menyembelih Sapi sebagai wujud menghargai kepercayaan umat Hindu
Masyarakat Kudus memiliki tradisi yang berbeda dengan masyarakat lainnya. Jika di daerah lain menyembelih sapi merupakan sesuatu yang wajar dan lumrah. Namun di daerah Kudus menyembelih sapi merupakan sesuatu yang tabu, bahkan sudah menjadi larangan.
Di daerah Kudus tidak menyembelih sapi merupakan sebuah tradisi yang telah turun menurun sejak Kanjeng Sunan Kudus sekitar 500 tahun yang lalu hingga sekarang.
Sunan Kudus mengimbau masyarakat muslim Kudus untuk tidak menyembelih Sapi sebagai wujud menghargai kepercayaan umat Hindu.
Sebab, pada masa itu mayoritas penduduk Kudus adalah beragama Hindu, yang mana dalam ajaran Hindu mereka menyakini bahwa sapi merupakan hewan yang disucikan oleh Para Dewa.
Awal Mulanya Memeluk Islam
Kala itu, Kanjeng Sunan Kudus di halaman Masjid Menara mengikat seekor Sapi. Setelah hal itu diketahui oleh orang–orang Hindu, mereka berduyun–duyun mendatangi Masjid Menara untuk mencari alasan kenapa Kanjeng Sunan Kudus mengikat sapi di halaman masjid.
Kemudian, setelah orang–orang Hindu datang di halaman Masjid, Kanjeng Sunan Kudus mengucapkan salam bahagia dan selamat datang, lalu beliau berceramah, berdakwah dan saling berdialog. Di tengah–tengah Sunan Kudus berceramah beliau juga mengumumkan kepada warga Kudus untuk tidak menyembelih sapi.
Dari metode dakwah yang digunakan oleh Kanjeng Sunan inilah yang menarik perhatian orang–orang Hindu, sehingga sebagian dari mereka menjadi simpati kepada Sunan Kudus dan memeluk Islam. Terbukti metode yang digunakan Kanjeng Sunan Kudus menjadikan masyarakat Kudus mayoritas beragama Islam sampai saat ini.
Pelarangan ini merupakan sebuah penghormatan karena menghargai orang-orang Hindu yang menjadi mayoritas di daerah Kudus pada zaman itu.
Wujud Toleransi Beragama
Padahal di Islam sendiri sapi bukanlah hewan yang diharamkan. Namun, Kanjeng Sunan Kudus mengajarkan sikap toleransi beragama. Sikap toleransi inilah bisa menarik simpati pemeluk Hindu untuk masuk Islam.
Sampai sekarang tradisi tidak menyembelih sapi masih berjalan. Bahkan ketika Hari Raya Idul Adha pun tidak ada yang menyembelih Sapi. Biasanya masyarakat Kudus ketika berkurban, aqiqah atau pun hajat lain, mereka menggantinya dengan kerbau ataupun kambing.
Sehingga dari asal muasal larangan menyembelih sapi itu, di daerah Kudus banyak ditemukan daging kerbau, baik itu diolah menjadi Sate Kerbau, Soto Kerbau, Sop Kerbau atau pun masakan yang lain.
Tradisi ini akan terus dijalankan sebagai wujud menghargai Kanjeng Sunan Kudus yang telah berhasil berdakwah dan mengubah Kudus menjadi masyarakat yang mayoritas beragama Islam.