Lakukan 4 Cara Ini Agar Anda Tetap Online dengan Allah

Ramadhan bulan yang penuh berkah. Pintu-pintu langit dibukakan. Setan-setan dibelenggu. Semua aktivitas mubah menjadi ibadah. Pahala dilipatgandakan.

Alangkah merugi bagi seorang mukmin jika melewatkan momen bulan suci ini begitu saja.

Apa yang bisa dilakukan?

Perbanyak ibadah. Tak lain tujuannya, agar diri ini selalu online atau terhubung dengan Allah.

Bagaimana caranya?

Untuk selalu terhubung, seseorang harus berupaya mendekat. Dalam Islam upaya mendekatkan diri kepada Allah disebut dengan ‘muraqabah’.

Prof. Dr. H. Armai Arief, M.A., Ketua Komisi Pendidikan dan Kaderisasi (KPK) MUI yang juga guru besar UIN Jakarta menyebut bahwa Imam Al-Ghazali menyamakan ‘muraqabah’ dengan ihsan.

“Titik tolak dalam bermuraqabah adalah keyakinan bahwa Allah selalu melihat dan memerhatikan semua gerak-gerik manusia,” jelas Prof. Armai dalam sebuah ceramah daring bertajuk ‘Madrasah di Rumah’ yang diselenggarakan KPK MUI, Minggu, 4/5/2020.

Ceramah diikuti oleh pengurus MUI di pusat dan daerah serta tenaga kependidikan.

Prof. Armai menggambarkan sikap ihsan itu dengan mengutip sebuah hadits, bahwa Rasulullah Saw bersabda:

“Hendaklah engkau menyembah Allah seolah-olah engkau melihat-Nya dan jika engkau tidak melihat Dia, maka sesungguhnya Dia melihat engkau,” (HR. Muslim).

Hal ini juga ditegaskan di dalam firman Allah:

“Dia mengetahui apa yang kamu rahasiakan dan apa yang kamu lahirkan dan mengetahui apa yang kamu usahakan,” (QS. al-An`am [6]:3).

Bagaimana cara bermuraqabah dengan Allah agar kita selalu online dengan-Nya?

Prof. Armai memberikan setidaknya 4 cara yang bisa dilakukan sebagai panduan bagi seorang mukmin yang ingin tetap terhubung dengan Allah:

Pertama, secara aktif melakukan konsultasi dengan seorang guru atau pembimbing

Di dalam tarekat pembimbing biasa disebut dengan mursyid. Tujuannya adalah, agar seorang pembimbing atau mursyid dapat menjelaskan serta menganalisis masalah apa saja yang ada pada diri Anda, sifat-sifat buruk apa yang masih menonjol sehingga perlu segera dihilangkan. Selain itu, mursyid juga dapat memberikan tuntunan, petunjuk, serta nasihat-nasihat yang menyembuhkan.

Kedua, mencari seorang sahabat yang jujur dan bijaksana

Fungsi sahabat yang jujur serta bijak hampir sama dengan seorang pembimbing. Tujuannya agar bisa diajak berdiskusi antara satu dengan lainnya. Dengan begitu ia bisa memberikan advice atau masukan yang jujur demi perbaikan perilaku Anda. Sahabat yang jujur, berani mengatakan dengan cara yang bijak, bukan saja tentang kebaikan Anda tapi juga tentang kekurangan-kekurangan Anda.

Ketiga, memerhatikan kata-kata lawan atau orang yang memusuhinya

Penting juga untuk memperhatikan pendapat dari orang-orang yang tidak suka dengan Anda. Sebab biasanya, pendapat dari orang yang penuh dengan kebencian terhadap Anda bisa mengungkap keburukan Anda yang sebenarnya. Ketimbang pendapat dari orang yang mencintai Anda. Karena biasanya, orang yang mencintai itu buta dan tidak dapat melihat keburukan yang ada pada orang yang dicintainya.

Dari pendapat itu, mungkin saja ada yang benar diungkapkannya sehingga patut untuk diambil manfaatnya.

Keempat, berkecimpung ditengah-tengah pergaulan masyarakat

Islam mengajarkan umatnya untuk membangun pergaulan di tengah masyarakat, sebab Islam bukan agama yang terbatas pada individual. Dalam hal ‘muraqabah’ bergaul di tengah masyarakat bertujuan untuk mengetahui berbagai macam aib manusia. Dengan begitu Anda bisa mengambil pelajaran dalam memperbaiki diri agar tidak melakukan aib di hadapan Allah Swt.

Cara-cara di atas, akan memberi keuntungan bagi Anda, paling tidak tiga keuntungan. Terhindar dari keburukan dan selalu mempertahankan kesucian diri; menghilangkan keluh kesah atau hasrat melakukan perbuatan tercela; dan merasa kurang dalam berbuat amal kebajikan.

Baca Lainnya
Komentar
Loading...