Kini, Bisnis Hotel semakin di Ujung Tanduk

Banyak bisnis yang mulai goyang, salah satunya adalah perhotelan

Covid-19 masih belum hilang dari bumi pertiwi, bahkan dunia. Banyak bisnis yang mulai goyang, bahkan terancam bangkrut di tengah kondisi seperti ini, salah satunya adalah perhotelan.

Apalagi, sejak diterapkannya PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) di Jawa dan Bali serta penutupan akses untuk Warga Negara Asing (WNA) sejak Januari 2021 membuat kunjungan turis dan bisnis hotel makin tak menentu.

Baca juga: Bisnis Sampingan Jadi Favorit di Masa Pandemi

Sebagaimana kita ketahui bahwa sejak munculnya virus covid-19 dengan varian baru yang lebih ganas di Inggris dan kemudian menyebar ke negara-negara Eropa lainnya, mulai 1 Januari 2021 pemerintah lewat Menteri Luar Negeri Retno Marsudi secara resmi menutup pintu masuk untuk WNA. Hal ini tentu saja semakin berdampak pada bisnis hotel yang salah satunya mengandalkan kedatangan para turis asing.

Menurut data per Januari 2021, jumlah turis asing yang datang ke Indonesia hanya 141 ribu orang saja. Padahal di periode yang sama tahun sebelumnya kunjungan wisatawan mancanegara mencapai 814 ribu. Artinya, mengalami penurunan hingga 89%.

Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel berbintang pun yang sempat bergeliat di kuartal terakhir 2020 kembali anjlok di awal tahun 2021. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan TPK hotel berbintang di bulan Januari hanya sebesar 30,25%.

Jika pandemi Covid-19 ini masih berlangsung dan belum dapat dikendalikan, kita tinggal menunggu saatnya saja bisnis hotel mengalami kebangkrutan total. Jangankan turis, akibat PPKM mikro yang terus berlanjut menjadi salah satu penyebab masih banyak masyarakat yang enggan keluar rumah.

Baca juga: Tak Cukup Rasa, Bisnis Kuliner Kadang Butuh Storytelling

Sekarang masyarakat tinggal berharap pada keampuhan vaksinasi. Namun, proses vaksinasi pun berjalan lambat. Dari target pemerintah sebanyak 1 juta dosis per hari, hanya bisa 100 ribu dosis per hari (meleset jauh). Apabila laju ini dipertahankan maka hingga akhir tahun paling baru 20 juta orang di RI yang divaksinasi. Sementara, ada sekitar 181,5 juta orang yang harus menerima vaksin. Jadi, pemerintah harus menggeber kecepatan vaksinasinya agar bisa keluar dari level sekarang.

Baca Lainnya
Komentar
Loading...