Ketika Ulama Inggris Minta Talqin Dzikir Tarekat
I can not leave (this masjid) before i get the Talqin!
Kegiatan ibadah rutin di tarekat Idrisiyyah yakni Dzikir Makhsus bersama Mursyid Tarekat Idrisiyyah, Syekh Muhammad Fathurahman Kamis kemarin (5/3) tak seperti biasanya. Rangkaian ibadah zikir yang biasanya dimulai ba’da shalat Isya berjamaah, kemarin justru di mulai ba’da shalat Maghrib, apa pasalnya?
Tak lain karena Syekh Fathurahman ingin menyambut tamu kehormatan dari Association of British Moslem (ABM) dan Minhaj Welfare Foundation United Kingdom, England. Dimana kedatangan mereka yang dibawa oleh tim dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui program ‘English for Ulama’.
ABM yang bisa dibilang majelis ulamanya Inggris itu telah lama menjadi wasilah bagi ratusan ribu warga Inggris yang memeluk agama kebenaran Islam, dakwah mereka begitu gencar dan pesat setidaknya 20 tahun terakhir.
Tamu kehormatan Inggris yang datang ke pesantren Idrisiyyah ini adalah ulama-ulama yang kehadirannya di Tasikmalaya sebagai kunjungan balasan dari Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil beberapa waktu lalu ke Inggris yang sekaligus menginisiasi program English For Ulama bagi santri-santri pondok pesantren.
Dalam kunjungannya, para ulama eropa itu diskusi tentang ekonomi kemasyarakatan dengan pengurus pesantren Idrisiyyah. Melalui video profil Idrisiyyah, para tamu langsung dapat memahami harakah pergerakan dakwah islam Idrisiyyah yang dibagi dalam beberapa program utama, salah satunya ekonomi umat.
Para tamu semakin kagum ketika pengurus mengajak mereka berkeliling ke unit-unit usaha pesantren. Sekaligus mencicipi makanan khas sunda yang menjadi salah satu unit bisnis Idrisiyyah sebelum dan setelah zikir makhsus dilangsungkan.
Ketawadhuan Syekh Adnan Suhail tak diragukan lagi, karena hal itu beliau tunjukkan saat perkenalan kepada para jamaah dan santri yang hadir di majelis zikir Syekh Muhammad Fathurahman. Kala itu berkali-kali Syekh Fathurahman menyilahkan untuk menggunakan mimbarnya untuk bertaaruf, namun Syeikh Adnan dengan tegas mengatakan.
“He (Syekh) asked me to sit on his chair, so there is qoul in Fiqh, whenever you need to tayammun, and you see the water, then you can not do tayammum, you need to get wudhu with the water…, so the fadhilatul ustadz is here, it is his chair, i can not sit on his chair!” ucapnya dengan rendah hati sambil menundukkan kepalanya kepada Syekh Fathurahman.
Rupanya suasana bathin Syekh Adnan menangkap aura cahaya kemursyidan di masjid malam itu, karenanya ia sedikit memaksa kepada Syekh seraya meminta, “I can not leave (this masjid) before i get the Talqin!” katanya kepada Syekh Fathurahman.
Maka di area mihrab Masjid al Fattah itu, Syekh Fathurahman meluluskan permintaan tamunya itu dan memberikan talqin dzikir Idrisiyyah kepadanya. Gemuruh takbir pun berkumandang. Allahu Akbar.