Ketika Takwa Menjadi Tujuan

Tujuan paling esensial dari ibadah puasa adalah takwa

Ramadhan berakar dari kata bahasa Arab ‘ramiḍa’ atau ‘ar-ramaḍ’, yang artinya panas yang menghanguskan atau kekeringan, seperti tanah yang terbakar matahari.

Melalui bulan Ramadhan seorang muslim dilatih untuk bisa menahan haus dan lapar agar bisa berempati dengan orang-orang yang serba kekurangan. Dengan begitu diharapkan orang muslim yang berpuasa dapat meningkatkan kepedulian dan kemurahan terhadap sesama.

Namun lebih dari itu, tujuan paling esensial dari ibadah puasa adalah takwa. Sebagaimana Allah Swt berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertakwa,” (QS. Al-Baqarah: 183).

Mencapai derajat takwa merupakan inti dan tujuan dari ibadah puasa. Jadi, gelar bagi orang-orang yang sukses menjalankan ibadah puasanya adalah ‘Muttaqin’.

Bagaimana ketika takwa menjadi tujuan dari puasa?

Di antara karakter orang yang bertakwa adalah kesadaran akan kehadiran Allah di setiap saat selama hidupnya.

Seperti halnya yang dilakukan orang berpuasa, dia harus jujur kepada dirinya untuk tidak makan dan minum dan melakukan sesuatu yang membatalkan, meskipun tidak ada orang yang melihatnya. Karena ia sadar bahwa Allah senantiasa hadir.

Orang yang sudah merasa meyakini sepenuhnnya bahwa Allah selalu mengawasi setiap perbuatannya, pasti ia akan selalu menapaki jalan kebenaran.

Dalam kitab “Kimiya’ as-Sa’adah” Imam Al-Ghazali mengisahkan bahwa ada seorang murid yang sangat dikasihi oleh Syekh atau gurunya sehingga murid-murid lain iri kepadanya.

Baca Lainnya
Komentar
Loading...