Ketika Santri Menjadi Entrepreneur

Tidak mencari manfaat dari pondok, tapi saya harus memberi manfaat kepada pondok

Oleh ayahnya, dia lalu dikirim ke Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas Jombang. Saat masih menjadi santri, cita-citanya menjadi seorang ustaz, sebab itu tak heran dia banyak menguasai kitab kuning yang dipelajarinya dari para kiai di sekitaran Jombang.

“Pelajaran dari pondok pesantren lebih dari cukup untuk bersosialisasi di tengah masyarakat,” kata Haji Masnuh dalam program Sapa Santri Kompas TV. Menurutnya, dalam kehidupan di manapun, termasuk dalam menjalankan bisnis, yang terpenting adalah bersosialisasi dengan masyarakat.

Saat ini Haji Masnuh menjalankan bisnisnya dengan bendera Masrur & Son. Salah satu bisnisnya adalah memenuhi kebutuhan tiang listrik di berbagai wilayah di Indonesia. Hampir setiap pulau sudah dijajaki, dari ujung Sumatera hingga Papua.

Banyak cerita selama di pondok pesantren. Sampai akhirnya dia harus pulang dengan bekal ilmu agama yang cukup. Sekaligus belajar berwirausaha dan berbisnis agar bisa membawa manfaat bagi orang lain.

“Saya masuk pesantren pada tahun 1960-1972 dan 1973 mulai menggeluti dunia besi itu,” ungkap Haji Masnuh, dikutip dari TIMES Indonesia.

Lulus dari pondok, dia mengikuti jejak ayahnya menjalankan usaha besi logam.

Haji Masnuh mengajak warga sekitar untuk bergabung di perusahaanya. Termasuk memberi arahan dan pelatihan.

Pada tahun 1976 Haji Masnuh sempat merantau ke Kalimantan Selatan dan bertemu dengan pemborong timber. Maka terjalin komunikasi antara kedua belah pihak. Kemudian mereka sepakat membangun bisnis bersama melalui tender proyek pengaman logging atau pengaman kayu sebelum diseberangkan lewat sungai.

“Saya dipesani pengaman logging. Saya dapat proyek itu luar biasa. Bahan bekas saya sulap menjadi barang bagus,” jelas Haji Masnuh.

Tidak berhenti sampai di situ, Masnuh yang waktu itu masih muda, meningkatkan pengalaman dan memetakan kemungkinan yang bisa digali. Sehingga pada tahun 1977, ia belajar membuat tiang beton PLN. Omset per tahun dari produk tersebut mencapai puluhan miliar rupiah.

Baca Lainnya
Komentar
Loading...