Ketika Robot Menguasai Hampir Semua Pekerjaan

Pandemi Covid-19 ini kemungkinan akan semakin mempercepat proses tersebut

Bagaimana jika hampir semua pekerjaan dikerjakan oleh mesin dan robot, kira-kira apa yang tersisa untuk tenaga kerja manusia?

Pada tahun 2018, seorang pakar kecerdasan buatan (Artificial Intelligent) Kai-Fu Lee memperkirakan bahwa dalam 15 tahun ke depan AI dan otomasi akan menghabiskan lebih dari setengah pekerjaan manusia.

Dan, pandemi Covid-19 ini kemungkinan akan semakin mempercepat proses tersebut.

Sejak virus menyerang, “Saya belum berbicara dengan siapa pun yang tidak melakukan otomatisasi sebagai cara untuk menjadi lebih kompetitif, dan lebih tangguh,” kata analis IT dari Maureen Fleming itu, dikutip dari Wired.

Lalu, apa yang bertahan dari tenaga kerja manusia? Lee memperkirakan pekerjaan kreatif tetap akan bertahan dari semua proses otomatisasi itu. Sebab, menurunnya kreativitas adalah sifat unik manusia yang tidak dapat digantikan oleh algoritma.

Profesi kreatif adalah satu-satunya bidang yang akan bertahan dari kemunculan robot.

Nah, bagaimana mempersiapkan masa depan kita ketika kreativitas menjadi keterampilan untuk bertahan hidup. Yang jelas saat ini, diri kita, perusahaan, bahkan anak-anak kita harus lebih mempersiapkan diri untuk masa depan pekerjaan yang lebih berfokus pada kreativitas.

Berikut ini tiga bidang penting yang harus menjadi fokus, manusia harus mampu menerapkan pemikiran baru pada tiga bidang ini:

1. Pendidikan
Di banyak sekolah di Amerika sekarang, siswa diajari matematika setiap hari, dan menghadiri kelas seni visual seminggu sekali.

Tapi, ketika nanti anak-anak itu sudah bekerja, banyak aktivitas kreatif yang harus mereka kerjakan setiap hari.

Perlu disadari menyadari bahwa sekarang kreativitas adalah kemampuan inti. Untuk menonjol dalam pekerjaan mereka nanti, anak-anak harus siap untuk mengekspresikan ide-ide mereka secara visual, membuat video yang menarik dengan cepat, atau membuat prototipe sederhana dalam mengajukan ide baru.

Jadi, sukses untuk generasi masa depan nanti adalah ketika mereka bisa melakukan pekerjaan yang tidak bisa dikerjakan oleh robot. Kuncinya: kreativitas.

2. Pelatihan Ulang (retraining)
Pandemi telah membuat banyak orang kehilangan pekerjaan, dan mungkin banyak dari mereka tidak akan pernah kembali ke pekerjaan lamanya.

Sebaiknya, berhenti berharap bahwa dunia bakal kembali seperti semula. Jadi, mulailah melakukan pelatihan ulang (retraining) untuk pekerjaan-pekerjaan yang lebih stabil dan lebih kreatif.

Banyak studi menunjukkan, hanya sedikit saja pekerja yang merasa sangat percaya diri dengan keterampilan kreatif mereka.

Survey yang dilakukan perusahaan berbasis kreativitas, Adobe, menyebutkan, baru-baru ini mereka mempelajari sekitar 2 juta postingan pekerjaan dan 2 juta lamaran pekerjaan pada 18 bidang pekerjaan dengan pertumbuhan yang tinggi.

Separuh dari lowongan pekerjaan tersebut saat ini telah mencantumkan kreativitas sebagai keterampilan yang diperlukan, namun sayangnya tiga dari empat lamaran pekerjaan tidak menyertakannya.

Tapi rupanya orang-orang mulai menyadari itu dan mulai berusaha untuk menambal kekurangan tersebut.

Menurut Scott Belsky, chief product officer Adobe, sejak pandemi melanda, penayangan Adobe Live, yang menawarkan tutorial gratis serta inspirasi untuk proyek kreatif, meningkat lebih dari dua kali lipat.

“Dan ini bukan sekadar searching internet iseng, karena waktu tonton rata-rata lebih dari satu jam,” kata dia.

3. Alat Kerja Berorientasi Kreativitas
Selama ini perusahaan melengkapi karyawan mereka dengan peralatan (workplace tool) yang mereka butuhkan untuk menjadi produktif, seperti traktor di pertanian hingga program spreadsheet di kantor. Tapi nanti, karena robot yang bekerja mengolah data dan algoritma, pekerja akan lebih menonjol karena kreativitasnya daripada produktivitasnya.

Sehingga untuk membuat seorang karyawan sukses dalam pekerjaannya, perusahaan perlu memberi alat kerja yang mereka butuhkan untuk menjadi kreatif, bukan sekadar produktif.

Pada akhirnya, pergeseran dari pekerjaan yang berfokus pada produktivitas ke pekerjaan yang lebih memperhatikan kreativitas akan menjadi positif.

Islam sendiri adalah agama yang mengedepankan kreativitas. Buktinya, Islam selalu memerintahkan manusia agar berpikir dan berpikir. Dalam Alquran terdapat lebih dari 640 ayat yang mendorong manusia untuk berpikir.

Allah Swt. mengistimewakan manusia dibanding makhluk lain dengan adanya akal dan kecerdasannya.

Kreativitas tentu sangat erat hubungannya dengan aktivitas berpikir. Bagaimana seseorang akan menjadi kreatif, kalau tidak dia mau berpikir?

Baca Lainnya
Komentar
Loading...