Ketika Lelaki Diperkosa
Terjadi sejumlah kasus pemerkosaan dimana korbannya adalah laki-laki
Saat mendengar kata perkosaan, maka yang muncul dalam benak sebagian orang, korbannya adalah perempuan. Apakah laki-laki tak bisa diperkosa?
Dalam kenyataanya, telah terjadi sejumlah kasus pemerkosaan dimana korbannya adalah laki-laki. Kasus terbaru, menimpa sedikitnya 195 laki-laki di Manchester Inggris, meski hanya 48 orang yang berani melapor.
Pelakunya, lelaki Indonesia yang kini namanya terkenal seantero dunia: Reynhard Sinaga. Sama seperti pada kasus-kasus perkosaan terhadap perempuan beberapa dekade silam, yang kerap diabaikan, kasus perkosaan terhadap lelaki saat ini masih minim mendapat perhatian. Apalagi untuk membantu para korban keluar dari trauma.
Selain itu, dengan berbagai alasan banyak lelaki korban perkosaan enggan melapor. Ini pula yang terjadi pada para lelaki korban perkosaan Reynhard Sinaga.
Sebuah buku berjudul “When a Man is Raped” yang terbit di Amerika pada 2013, mencatat bahwa studi yang dilakukan pada 3.000 lelaki dewasa di AS ditemukan fakta, 10% lelaki telah mengalami perkosaan.
Pelakunya kebanyakan lelaki lainnya, namun ada pula pelakunya perempuan. Dari semua lelaki korban perkosaan, sebagian besar atau sekitar 90-95% tidak melaporkan kejahatan tersebut.
Ada banyak sekali alasan bagi lelaki untuk tidak melapor, atau bahkan untuk sekadar mencari bantuan konseling bagi penyembuhan trauma yang dialami. Hal ini karena mereka takut dengan stigma dianggap “lemah” atau takut jika orang lain malah menuduhnya telah mengizinkan perkosaan.
Bahkan lebih parah lagi, sebagian mereka kesulitan menyebut bahwa peristiwa kekerasan seksual yang menimpanya sebagai “perkosaan” karena masyarakat terlanjur menganggap bahwa lelaki tidak mungkin menjadi korban perkosaan.