Kebodohan adalah Musuh Bersama
Spirit ajaran Islam menganjurkan umatnya untuk selalu belajar dan belajar
Menurut Ibnu Mubarak, ulama sufi yang wafat pada 797 M,
“Seseorang disebut pintar selama ia terus belajar (menuntut ilmu). Begitu ia merasa pintar, saat itulah ia bodoh.”
Apa yang disampaikan oleh Ibnu Mubarak sangat tepat dan sesuai dengan spirit ajaran Islam yang menganjurkan umatnya untuk selalu belajar dan belajar. Selain itu Islam juga meletakkan ilmu pada kedudukan yang amat mulia. Allah juga akan mengangkat derajat orang-orang yang berilmu.
Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Mahateliti apa yang kamu kerjakan. (QS. Al-Mujadilah, 58:11).
Ketika berhenti belajar, sebenarnya seseorang telah kehilangan kesadarannya. Kesadaran bahwa belajar adalah aktivitas sepanjang hayat. Zaman terus berubah dan perubahan terjadi demikian cepat. Ilmu amat penting menjaga manusia dari segala bentuk kehancuran dan kebinasaan.
Allah SWT berfirman:
Janganlah kamu jatuhkan (diri sendiri) ke dalam kebinasaan dengan tangan sendiri, dan berbuat ihsanlah. Sungguh, Allah menyukai orang-orang yang berbuat ihsan. (QS. Al-Baqarah, 2:195).
Selain itu Fatah Musali berkata:
“Bukankah bagi seorang yang sakit dan tidak diberi makan, minum dan obat-obatan akan segera meninggal? Demikian pula hati. Tiga hari saja tidak diberi asupan ilmu dan hikmah ia sekonyong-konyong akan mati”.
Ilmu adalah kebutuhan manusia. Baik itu dalam urusan dunia terlebih agama. Tanpa ilmu orang bisa tersesat, sulit berkembang dan maju. Bahkan banyak disebutkan keutamaan orang yang berilmu dibandingkan dengan ahli ibadah.
Sekian banyak perselisihan dan kekacauan terjadi disebabkan oleh kebodohan. Dari sini, kebodohan adalah musuh bersama yang harus kita perangi dengan cara-cara yang berilmu dan arif.